search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Pasangan Gancet, Ini Penjelasan Medis
Kamis, 9 September 2021, 10:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Viral Pasangan Gancet, Ini Penjelasan Medis

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Media sosial kembali ramai dengan pembahasan gancet akibat sebuah video yang viral. Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @indriani_be itu terlihat sepasangan laki-laki dan perempuan berada di atas kasur.

Keduanya tampak saling menempel. Posisi laki-laki tampak berada di atas si perempuan. Seluruh tubuh mereka ditutupi oleh selimut. Sementara itu terdapat beberapa tokoh agama di ruangan tersebut.

Namun, setelah ditelusuri, ternyata video tersebut merupakan video hoaks. Mengenai fenomena gancet yang menjadi viral di media sosial bukan kali pertama terjadi. Namun demikian, kejadian gancet dalam keseharian sebenarnya jarang terjadi. 

Pada masyarakat awam, gancet kerap dihubungkan dengan hal mistis. Juga dianggap sebagai hukuman bagi pasangan belum sah tetapi melakukan hubungan seksual.

Gancet atau penis captivus merupakan keadaan ketika penis terjepit di dalam vagina yang tiba-tiba menekan lebih kuat daripada biasanya saat berhubungan seksual. Meskipun ereksi sudah tidak terjadi, penis tetap tidak bisa dikeluarkan.

Pakar kesehatan seksual dr. Ni Komang Yeni menjelaskan bahwa gancet terjadi akibat kejang otot di area vagina. Kondisi ini terjadi secara involuntary atau tidak disadari. Kejang tersebut kemungkinan besar karena ada gangguan saraf maupun pembuluh darah di tempat tersebut. "Situasional, tidak selalu terjadi," kata dokter Yeni.

Menurutnya, faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab gancet. Yeni memberi contoh, kecemasan dan ketakutan bisa memicu kejang di sekitar vagina dan bisa memicu gancet. "Beberapa pasien harus dibius baru bisa kita lerai (dilepas)," ucapnya.

Kondisi Penis dan Vagina Saat Melakukan Hubungan Seksual

Selama masa ereksi, penis akan terisi dengan darah. Sementara perempuan, dinding vagina jadi mengendur dan vulva melumasi untuk persiapan penetrasi seksual.

Dinding vagina terdiri dari jaringan otot yang mengembang dan berkontraksi pada waktu yang berbeda saat berhubungan seks, seperti saat orgasme. Kontraksi ini bisa sangat kuat, dan terkadang lebih kuat dari biasanya.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, vagina dapat berkontraksi dengan kekuatan yang cukup untuk menempel pada penis. Kondisi itu bisa saja menyulitkan penis keluar. Namun, setelah kontraksi vagina berakhir, dinding vagina akan mengendur. Saat itu lah vagina dan penis harusnya bisa terpisah.

Dikutip dari Medical News Today, jurnal medis mengenai penis captivus sebenarnya masih sedikit. Sebagian berpendapat bahwa kondisi itu mungkin aman. Hanya saja menyebabkan ketidaknyamanan pada pasangan.


Cara Mengatasinya

Mengingat penis captivus bisa saja terjadi pada siapapun, maka beberapa cara di bawah ini bisa dilakukan sebelum memutuskan untuk meminta pertolongan medis, yaitu:

  1. Jangan panik dan tetap tenang. Panik justru membuat penis makin terjepit dan menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bertambah.
  2. Menenangkan diri masing-masing dengan menarik napas panjang selama beberapa kali. Hal ini dimaksudkan agar otot-otot juga turut rileks dan perlahan organ kelamin yang saling menempel terlepas.
  3. Jangan melakukan apa pun yang bisa menyakiti diri dan pasangan selama hal itu terjadi. Misalnya memaksa menarik kelamin atau menggunakan pelumas agar kelamin bisa terlepas, karena hal tersebut tidak akan mengatasi kondisi ini.
  4. Jika setelah beberapa menit masih menemui jalan buntu alias belum terlepas juga, maka segera hubungi layanan medis dan Dokter mungkin dapat menyuntikkan penenang otot pada Anda dan pasangan untuk membantu meringankan kontraksi.
  5. Jika kejadian tersebut terulang lagi, segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan penyebabnya, mulai dari vaginismus atau masalah aliran darah pada organ seksual.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami