search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengusaha Reparasi Lampu di Negara, Awali dari Imajinasi
Sabtu, 2 Oktober 2021, 23:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pengusaha Reparasi Lampu di Negara, Awali dari Imajinasi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pengusaha reparasi atau perbaikan lampu bernama Emil Charis (39) yang berasal dari Banjar Munduk Desa Pengambengan Kecamatan Negara, mengawali usahanya dari sebuah imajinasi.

Dari mulai mencoba untuk mereparasi lampu, barang eletronik, akhirnya kini menjadi profesi yang masih ia tekuni hingga saat ini. Selain itu, pecinta satwa unik serta hobi bercocok tanam ini juga termasuk dalam Ikatan Dokter Lampu Indonesia (IDLI) sejak 6 tahun lalu. Bahkan saat ini, pesanan perbaikan lampunya merambah hingga daerah seputaran Denpasar. 

Emil Charis mengatakan, promosi jitu yang dilakukannya hanya dari memperbaiki lampu saudara sendiri dan tetangga lantas orderan mulai sering datang ke rumah. 

"Untuk pengerjaan semua jenis lampu bahkan mereparasi mesin cuci, AC bahkan tv. Inipun dilakukan bersama teman-teman teknisi yang handal. Dengan usaha ini penghasilan sebulan hanya cukup bisa menghidupi keluarga, walau namanya sebuah kebutuhan tentu banyak kekurangannya," ungkapnya.

Emil Charis menjelaskan pesanan yang justru paling banyak adalah orderan lampu penerangan untuk para nelayan baik prosesen (perahu jaring) dan sampan Viber. Ia menyebut untuk pengerjaan lampu esensial dengan harga perbaikan maksimal Rp65 ribu bisa diselesaikan dengan waktu 10 hingga 15 menit. 

Sedangkan untuk lampu sorot (lead box/flood light) harga maksimal Rp115 ribu itu dikerjakan dalam waktu 30 menit. Perbaikan barang yang dikerjakan itu tergantung dari ukuran jenis lampu yang bisa naik bahkan bisa turun dari harga.

"Kesulitan yang paling siginifikan adalah modal, karena usaha ini butuh modal yang cukup besar sedangkan saya hanya pengusaha kecil. Syukur ada yang sampai berani menyuntikkan modal hingga Rp12 juta. Itu pun dengan sistem laku barang kemudian dibayar," katanya.

Soal adanya wabah pandemi, kata dia tidak berpengaruh pada usaha yang dilakoninya. Namun, faktor yang dinilai berpengaruh adalah faktor cuaca, bila musim angin tentu para nelayan tidak bisa melaut.

Emil Charis berharap perhatian pemerintah bagi pengusaha kecil sepertinya yang bisa membantu dengan suntikan pinjaman yang bunganya tidak mencekik.
 

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami