search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BNN Bali Bentuk Desa Bersinar di Desa Pemogan
Selasa, 7 Desember 2021, 22:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/BNN Bali Bentuk Desa Bersinar di Desa Pemogan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali, Brigjen (Purn) Made Sugianyar menyebut peredaran narkotika di Provinsi Bali, khususnya di Kota Denpasar cukup memprihatinkan.

Peredarannya kian masif, bahkan masuk ke desa-desa, serta peredarannya semakin sistematis di tengah berkembangnya teknologi. Menyikapi kondisi itu, dia mendukung dibentuknya Desa Bersinar. 

"Mohon diwaspadai, karena bandar saat ini tidak saling mengenal. Begitu ditangkap kurirnya, itu pakai sistem terputus, nomornya langsung dibuang sehingga kita tidak bisa menangkap bandarnya," ujarnya. 

Hal itu ia sampaikan dalam peresmian Desa Bersinar di Desa Pemogan, Denpasar Selatan pada Selasa (7/12). Dia mengajak semua pihak ikut memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkotika, di tengah modus-modus baru. 
Secara mengerucut, dia menyebut tugas ini membutuhkan kerja keras BNN dan Kepolisian, serta komunitas pegiat anti narkoba. 

Selain pembentukan Desa Bersinar, sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) dengan metode pendekatan yang humanis. 

Di bawah kepemimpinan Kepala BNN RI, Dr. Petrus Reinhard Golose, Sugianyar menyebut penanganan penyalahgunaan menggunakan metode soft power, bahwa tidak selalu menangkap bandar, namun memberi ruang kepada para pecandu untik rehabilitasi. 

Komitmen BNN dalam penanganan peredaran narkoba disambut baik Ketua Yayasan Samsara Bali, Made Belgi yang juga sebagai tuan rumah digelarnya pembentukan Desa Bersinar di Desa Pemogan.

Pria yang juga mantan pengguna narkoba ini menuturkan, pembentukan Desa Bersinar tepat dilakukan di Pemogan mengingat daerah ini tergolong zona merah atau tingkat peredaran narkotika yang cukup tinggi. 

"Kami sayangkan sekali, pengedar itu kan orang luar Pemogan, jadi warga setempat jadi korban, nama daerah juga jadi rusak," tuturnya. 

Dia juga mengapresiasi program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) dari BNN RI yang terus bergerak menekan peredaran dan penyalahgunaan narkotika

"Program ini bertujuan menemukenali sedini mungkin penyalahguna yang ada di Desa Pemogan, agar segera mendapat penanganan yang tepat. Kemana mereka harus pergi, penanganan apa yang mereka dapat," ujarnya. 

Untuk di tempat rehabilitasi Yayasan Samsara Bali, Belgi menyebut terjadi penurunan warga rehab yang pada tahun 2019 berjumlah 14, dan 2021 ada terdapat empat. Hal ini menurutnya bukti keberhasilan IBM khusus di Desa Pemogan. 

Dia berharap spirit dan upaya yang sama juga menular kepada desa-desa sekitar, sehingga penanganan peredaran narkotika juga akan semakin masif. 

Hal lainnya, dia menyebut BBN telah menerjunkan tim dalam gerakan IBM yang bertugas melakukan pendekatan terhadap pengguna narkotika. 

"BNN sangat pintar, menaruh orang-orang yang memang mampu masuk ke zona terdekat dengan pencandu," pungkasnya.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Kota Denpasar. Wakil Walikota, Kadek Agus Arya Wibawa yang saat itu hadir mewakili Wali Kota secara spontanitas berkomitmen melibatkan mantan pecandu narkotika untuk tampil di Denpasar Festival 2022 mendatang. Hal ini diharapkan dapat menjadi semangat para ideik.

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami