Batu Alam Pedestrian di Catus Pata Peliatan, 3 Pemotor Jatuh
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Pemasangan batu alam di Catus Pata di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud diklaim bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan.
Namun belum juga proyek selesai dikerjakan, kecelakaan tunggal pengendara jatuh sudah terjadi sekitar 3 kali. Memang tidak sampai ditangani kepolisian atau pun menyebabkan korban jiwa. Tetap saja pemasangan batu alam ini menuai pro kontra.
Kesimpulan pengendara, agar tidak jatuh di batu yang tajam, terpaksa memelankan laju kendaraan saat melintas di sini. Informasi dihimpun, di areal proyek Pedestrian Catuspata, sedikitnya sudah terjadi tiga kali kecelakaan.
Pemicunya, pemotor tidak memperhatikan gundukan pembatas antara aspal dan batu alam. Padahal rambu-rambu proyek telah terpampang di sepanjang jalan. Kejadiannya semua di malam hari, karena gundukan kurang terlihat.
"Setahu saya, sudah terjadi tiga kali kecelakaan saat malam hari. Semuanya pengandara sepeda motor," ungkap komang Suartana salah seorang petugas Bankamdes Peliatan, Senin (27/12).
Disebutkan, saat malam hari karena belum ada garis loreng sebelum memasuki pedestrian, pemotor cenderung tancap gas. Akibatnya, motornya meloncat hingga terjatuh. Memang diakuinnya banyak yang menyoroti gundukan yang dinilai terlalu tinggi, tanpa tanda dan keluhan lainnya.
Padahal sejatinya, pengerjaan proyek belum selesai dan pemotor yang melintas tentunya harus berhati-hati. "Pedestrian ini dengan karakter jalan bebatuan, tentunya dimaksudkan agar pengguna jalan pelan-pelan. Ini kok malah tetap tancap gas, ya fatal akibatnya," ujarnya.
Pantauan di lapangan, pedistarian cukup tinggi dari aspal. Menggunakan batu alam dengan struktur bergerigi. Sehingga ketika berada pada jalur tersebut, pengendara harus ekstra hati-hati. Karena struktur yang bergerigi menyebabkan bisa kehilangan keseimbangan.
Terkait hal ini, Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan saat beraspal, Catus Pata Peliatan ini cukup rawan kecelakaan. Karena itu, pihaknya membangun pedestrian di sejumlah titik, untuk meminimalisir potensi kecelakaan.
Apalagi di wilayahnya itu juga kerap menjadi tempat upacara yadnya dan kegiatan lainnya. "Harusnya jika hati-hati bukannya menjadi pemicu kecelakaan, malah mengurangi kecelakaan," jelasnya.
Bagi pemotor yang mengalami laka di wilayah itu dipastikan pemotor yang menerobos tanpa memperhatikan situasi dan kondisi di areal setempat. Padahal dari selatan di simpang Banjar Kalah dan di utara di simpang Patung Arjuna sudah ada tanda proyek.
"Ini kan proyek masih berjalan. Kalau main terobos dan kurang hati-hati, yang risiko pemotor. Jangan salahkan proyeknya, nanti kalau sudah selesai semua penggunaa wajib memperlambat laju kendaraan sesuai tanda yang ada," terang Mahayastra.
Reporter: bbn/gnr