search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kekebalan dari Infeksi Covid-19 Lebih Tahan Lama dari Vaksinasi
Kamis, 27 Januari 2022, 10:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Kekebalan dari Infeksi Covid-19 Lebih Tahan Lama dari Vaksinasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Selama ini, pakar kesehatan selalu mengimbau semua orang untuk mendapat vaksin Covid-19. Bahkan, kini sudah ditambah dengan adanya booster.

 

Namun, apakah vaksin dua dosis diperlukan bagi penyintas Covid-19 atau satu dosis saja cukup, masih dipertanyakan. Sebuah studi baru yang terbit di server pracetak medRxiv menganalisis antibodi penyintas Covid-19 yang divaksinasi dan penyintas yang tidak menerima vaksin selama 18 bulan.

Melansir News Medical Life Science, studi ini melibatkan penyintas Covid-19 dan mereka yang hanya mendapat vaksinasi di wilayah Umbria Italia. Vaksin Covid-19 yang mereka dapatkan adalah mRNA Pfizer.

Peserta penelitian dibagi 2, yakni kelompok A terdiri dari penyintas yang divaksinasi dua dosis dan kelompok B adalah penyintas yang tidak diimunisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa vaksinasi dosis ganda pada penyintas memiliki memiliki dampak besar pada kekebalan mereka.

Kadar antiodi meningkat secara cepat setelah vaksinasi. Namun, peningkatannya tidak berlangsung lama. Inilah sebabnya mereka membutuhkan booster.

 

Sementara itu, pada kelompok penyintas yang tidak divaksinasi juga memiliki antibodi dalam 18 bulan pascainfeksi. Selama penelitian, tidak ada reinfeksi yang terjadi meski varian mutasi virus corona sedang beredar.

Jadi, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kekebalan yang berasal dari infeksi asli SARS-CoV-2 bertahan lebih lama dibandingkan dari vaksinasi. Meski antibodi juga meningkat setelah vaksinasi, respons tersebut berumur pendek.

Namun, peneliti mengatakan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menentikan rejimen dosis dan waktu vaksinasi untuk memastikan respons imun yang memadai pada orang-orang. Selain itu, penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yakni ukuran sampel penelitian kecil.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami