Pengguna Jet Pribadi Minta Akses Langsung Nonton MotoGP
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Beberapa penonton MotoGP Mandalika ingin terbang langsung menggunakan private jet (jet pribadi) ke Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Maret ini.
Penonton VVIP MotoGP ini mengatakan tidak ingin tujuan Jakarta atau Bali, tetapi langsung ke Lombok.
Seorang pelaku usaha pariwisata Smart Destination Marketing, Askar Dg, Kamis, mengatakan bahwa dirinya telah menerima permintaan bantuan pendaratan di Bandara Internasional Lombok (BIL).
Menurutnya, Beberapa penonton MotoGP Mandalika ingin terbang langsung menggunakan private jet ke BIL.
Calon penonton MotoGP Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) itu berasal dari berbagai negara.
Askar mengaku ada dua relasinya yang sudah minta fasilitas mendarat langsung di BIL, yaitu dari Korea dan Jerman.
"Mereka mengatakan tidak ingin tujuan Jakarta atau Bali, tetapi langsung ke Lombok," kata Askar, dikutip Tempo (24/1).
Menurut juru bicara PT Persero Angkasa Pura I BIL, Arif Haryanto, pihaknya belum mendapat info mekanisme untuk menyambut penonton MotoGP Mandalika.
"Kalau untuk pembalap dan official, menggunakan charter flight dengan skema bubble," ujar Arif Haryanto, Kamis (27/1).
Sementara itu beberapa pelaku usaha pariwisata di Lombok mengaku belum mendengar adanya perlakuan khusus penonton MotoGP Indonesia yang ingin terbang langsung ke Lombok.
Ketua Asosiasi Travel Agent Indoneisa Nusa Tenggara Barat (NTB), Sahlan M Shaleh mengaku belum tahu bisa tidaknya penerbangan private jet langsung dari luar negeri ke Lombok. "Saya belum tahu bisa tidaknya," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Asosisasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan aturan ini urusan pemerintah pusat.
"Kalau pemerintah pusat mau penonton dari luar datang, harus dari sekarang info tentang karantina," ucapnya.
CEO A&T Tour Travel, Awanadhi Aswinabawa mendorong adanya inisiasi travel bubble antara Lombok-Australia atau Lombok-Malaysia. Travel bubble yang dimaksud adalah point-to-point yang merupakan semacam kesepakatan bilateral untuk perjalanan.
Selama ini sepengetahuannya, semua warga negara asing harus tetap mengikuti prokes dan aturan karantina.
"Saat ini belum ada karantina di Lombok. Jadi harus di Jakarta atau Bali," katanya.
Reporter: bbn/lom