Pengarakan Dilarang Berimbas ke Penjualan Ogoh-Ogoh Mini
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Tingginya lonjakan penambahan kasus Covid-19 di Bali, sejumlah Kabupaten membuat kebijakan yang berbeda masing-masing.
Bahkan di daerah lumbung padi Tabanan, desa adat kompak mengimbau Sekaa Truna Truni untuk tidak membuat ogoh-ogoh atau melakukan mengarak ogoh-ogoh saat malam Nyepi atau pengerupukan.
Pesta Ogoh-ogoh yang sudah dua tahun tak terlaksana karena pandemi sempat menjadi sebuah kerinduan para truna truni banjar. Bahkan ada banjar yang muda mudinya melakukan penggalian dana untuk ogoh-ogoh dengan membuat kupon bazar.
Namun tidaklah bagi para pembuat dan pedagang ogoh-ogoh mini. Seperti di wilayah jalan Sempidi hingga Kapal dan Mengwi. Sederatan dagang terlihat menjajakan dagangan ogoh-ogoh mini.
"Sudah dua tahun terakhir ini, sepi pembeli untuk ogoh-ogoh mini. Begitu sempat ogoh-ogoh diadakan, sekarang ramai yang beli," ucap Pak Yan Putra, salah satu pedagang di Sempidi.
Terkait arak-arakan ogoh-ogoh yang rencananya ditiadakan, mengingat kembali melonjak kasus Covid-19. Pak Yan mengaku masih belum berimbas pada dagangannya yang menjual ogoh-ogoh mini.
"Sampai hari ini masih tetap ada aja yang beli pak. Sebelum ada edaran ogoh-ogoh ditiadakan. Bisa sampai 10 ogoh-ogoh terjual seharinya. Sekarang tiga sampai empat ogoh-ogoh seharinya terjual," pengakuannya, Kamis (10/02).
Ogoh-ogoh mini ini umumnya menjual Jenis tema Paksi, Celuluk, Garuda, Hanoman dan lainnya dijual dengan harga grosir dari 25 ribu hingga 300 ribu rupiah serta ada juga harga khusus Rp900 ribu dengan ukuran besar tinggi 2 meter.
Reporter: bbn/maw