Pilah dan Pilih Lokasi dan Jenis Ikan Sebelum Dilepasliarkan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Perairan Indonesia dihuni oleh berbagai spesies ikan yang hidup di dalamnya. Hingga saat ini diyakini terdapat ±3.500 spesies ikan laut dan ±1.300 spesies ikan air tawar yang hidup diperairan Indonesia.
Mega-iktiodiversiti ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang dihuni oleh banyak spesies ikan asli dan endemik, terkhusus ikan-ikan di perairan umum daratan atau spesies ikan air tawar. Dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur, hampir setiap daerah di Indonesia dapat dijumpai spesies ikan asli maupun endemik.
Mulai dari ikan depik (Rasbora tawarensis), ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) di Danau Singkarak, ikan endemik dengan ukuran kecil (Hypseleotris sp., Redigobius sp., dan Stenogobius sp.) di Pulau Enggano, ikan belida (Chitala spp.) di Perairan Jawa, berbagai ikan hias endemik di danau-danau purba Sulawesi (Marosatherina ladigesi, Oryzias celebensis, dll.), ikan semah (Tor soro, Tor duronensis, dan Tor tambra) yang menyebar di mintakat Sundaland, hingga famili ikan pelangi (Melanotaeniidae) di ekosistem perairan pegunungan Papua. Gambar 1 menampilkan berbagai spesies ikan asli dan endemik di perairan Indonesia.
Terkhusus di peraian umum daratan Pulau Bali, potensi keberadaan spesies ikan asli dapat dikatakan cukup baik. Beberapa penelitian telah mengungkapkan berbagai spesies ikan asli yang dapat ditemui di perairan umum daratan Pulau Bali seperti, Lentipes whittenorum, Lentipes ikeae, Sicyopus rubicundus,Stiphodon aureofuscus, Rasbora sp., Barbodes binotatus, Osteochillus vittatusdan beberapa spesies lainnya.
Selain dihuni oleh spesies ikan asli, ekosistem perairan daratan di Pulau Bali juga dihuni oleh spesies ikan asing hasil kegiatan introduksi yang disengaja seperti ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan mujair (Oreochromis mossambicus), ikan lele (Clarias gariepinus) dan ikan mas (Cyprinus carpio).
Terdapat juga dua spesies ikan asing, yaitu ikan zebra (Amatitlania nigrofacsiata) dan ikan oskar (Amphilopus citrinellus) yang diduga masuk ke perairan daratan Bali secara tidak sengaja dikarenakan kemiripan morfologi kedua spesies ikan tersebut dengan ikan nila pada saat masih dalam fase yuwana dan tidak adanya penyortiran pada saat pemilihan benih untuk ditebar.
Selain itu, terdapat pula dua spesies ikan asing yang kurang diketahui secara pasti awal mula keberadaannya secara pasti, yaitu ikan ekor pedang (Xiphophorus hellerii) dan ikan seribu (Poecillia reticulata) yang telah berada di empat ekosistem danau di Pulau Bali.
Tingginya tingkat keanekagaman spesies ikan air tawar di Indonesia tidak serta merta untuk tidak ditemukannya permasalahan dan ancaman. Permasalahan dan ancaman yang paling umum dijumpai adalah kerusakan habitat, penangkapan yang berlebih dan adanya spesies ikan asing di ekosistem perairan yang dihuni oleh spesies ikan asli maupun endemik.
Keberadaan spesies ikan asing pada umumnya dapat mengganggu bahkan dapat menggeser keberadaan populasi dari spesies ikan asli maupun endemik. Fenomena tersebut dapat terjadi dikarenakan spesies ikan asing dapat saling memperebutkan relung ekologis yang sama dengan ikan asli maupun endemik, melakukan pemangsaan terhadap ikan asli, hingga mengubah kualitas perairan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi spesies ikan asli maupun endemik.
Mendominansinya spesies ikan asing di perairan daratan di Indonesia sudah terjadi di berbagai ekosistem perairan danau maupun sungai. Spesies ikan asing tersebut telah menimbulkan kerusakan secara ekologis dan menjadi spesies invasif. Spesies ikan asing juga sudah mulai mendominansi di empat ekosistem danau di Bali (Catur Danu Bali).
Berbagai laporan telah menyatakan bahwa jumlah spesies ikan asing lebih banyak daripada jumlah spesies ikan asli di Catur Danu Bali. Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Beratan didominansi oleh ikan ekor pedang, ikan nila dan ikan zebra, sedangkan Danau Batur didominansi oleh ikan nila dan ikan oskar.
Terjadinya dominansi spesies-spesies ikan asing di Catur Danu Bali disebabkan salah satunya oleh kegiatan penebaran ikan yang tidak dipilah dan dipilih sebelum dilepasliarkan ke perairan. Maraknya kegiatan penebaran ikan oleh berbagai instansi maupun lembaga atau kelompok masyarakat dengan tujuan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya ikan sangat penting untuk diapresiasi tinggi.
Akan tetapi lemahnya pencarian informasi-informasi dan ketidaktahuan akan pentingnya melakukan proses selektifitas jenis dan lokasi penebaran ikan menjadikan kegiatan penebaran ikan yang sebelumnya bertujuan untuk keberlanjutan sumber daya ikan menjadi kegiatan yang justru berpotensi untuk mengancam kelestarian sumber daya ikan asli maupun endemik.
Sudah banyak kasus penurunan populasi spesies ikan asli maupun endemik yang ditimbulkan oleh spesies ikan yang baru ditebarkan (introduksi) di suatu ekosistem perairan. Salah satu kasus yang ditimbulkan oleh adanya introduksi spesies ikan asing ke peraian umum yang paling fenomenal adalah introduksi Lates niloticus di Danau Victoria (Afrika) yang telah menyebabkan lebih dari 200 spesies endemik yang hidup di danau tersebut mengalamikepunahan.
Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, introduksi ikan nila di Danau Limboto telah menyebabkan populasi spesies ikan endemik (Glossogobius giuris dan Ophiocara aporos) menjadi menurun drastisdikarenakan kalah bersaing dalam memperebutkanrelung makanan dan reproduksi.Kasus-kasus serupa juga terjadi hampir di seluruh ekosistem perairan daratan di Indonesia.
Kegiatan penebaran ikan ke perairan umum daratan telah menjadi salah satu agenda yang cukup sering dilakukan oleh berbagai instansi baik pemerintahan dan swasta, maupun kelompok masyarakat di Bali. Pemerintah Provinsi Bali bahkan telah memiliki agenda tetap untuk melakukan penebaran ikan ke perairan umum daratan melalui program Danu Kerthi yang telah dilaksanakan pada perayaan Tumpek Uye, 29 Januari 2022 yang lalu.
Salah satu media cetak elektronik mengabarkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Buleleng telah melakukan penebaran benih ikan nila di Danau Buyan dan dan Tamblingan dan mengklaim telah menebar sedikitnya 20.000 ekor benih ikan nila di setiap danau.
Media lainnya juga telah memberitakan hal serupa, Pemerintah Kota Denpasar menebar ikan di Dam Oongan. Kelurahan Legian bersama para pelaku usaha, anak sekolah dasar, partai politik, dan organisasi kemasyarakatan melalukan pembersihan Tukad Mati dan penebaran ikan dalam rangka pelaksanaan Danu Kerthi.
Bupati Jembrana bersama dengan Kapolres Jembrana dan Forkopimda juga melakukan penebaran ikan ke Bendungan Palasari sebanyak 10.000 ekor. Mulianya tujuan dari Program Danu Kerthi ini sebaiknya didukung oleh pencarian informasi dan kesadartahuan tekait jenis dan lokasi penebaran ikan yang tepat, karena kalau tidak maka jenis ikan yang ditebarkan justru akan mengancam spesies ikan asli di perairan umum daratan Bali seperti ikan nyalian (Rasbora sp.) yang sebenarnya dapat menjadi ikon Pulau Bali.
Terancamnya kelestarian populasi spesies ikan asli di perairan umum daratan Pulau Bali seperti ikan nyalian seharusnya menjadi perhatian utama bagi pemangku kepentingan di bidang perikanan. Karena, apabila spesies ikan tersebut hilang akibat keberadaan spesies ikan asing yang selalu ditebar di perairan Bali, maka iktiodiversitas yang ada di perairan Bali akan semakin berkurang.
Sangat penting untuk diketahui bahwa, ikan nyalian memiliki potensi sebabagi komuditi pangan perikanan karena rasanya yang disukai dan berpotensi sebagai ikan hias air tawar, begitu pula dengan spesies ikan asli lainnya yang hidup di perairan umum daratan Pulau Bali (Gambar 3). Selain itu dari sisi budaya dan keagamaan, ikan nyalian juga merupakan jenis ikan yang umumnya digunakan dalam beberapa upacara adat Agama Hindu.
Melihat permasalahan yang ada, penebaran benih ikan ke perairan umum daratan harus berdasarkan unsur kehati-hatian dalam memilah dan memilih jenis ikan yang tepat. Instansi, lembaga maupun kelompok masyarakat yang ingin melakukan penebaran bibit ikan ke parairan umum daratan harusnya mencari informasi terjait jenis ikan yang tepat untuk ditebarkan kepada para akademisi atau para ahli yang memahami permasalahan ini.
Jangan sampai niat yang baik justru menimbulkan dampak ekologis terhada keanekaragaman ikan di ekosistem perairan yang ditebarkan jenis ikan yang tidak tepat. Peran para akademisi dibidang perikanan juga sangat dibutuhkan dalam melakukan pengadaan benih jenis ikan asli melalui penelitian domestikasi/penjinakan terhadap spesies ikan asli.
Jadi dengan demikian, kekeliruan dalam memilih dan memilah jenis ikan yang akan ditebarkan ke perairan umum daratan dapat dikurangi atau bahkan tidak ada lagi.
I Nyoman Y. Parawangsa
Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa
Reporter: bbn/opn