search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
22 Juta Masyarakat Terdampak Penerapan Migrasi ke TV Digital
Kamis, 7 Juli 2022, 16:03 WITA Follow
image

beritabali/ist/22 Juta Masyarakat Terdampak Penerapan Migrasi ke TV Digital.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat ada 22 juta rumah tangga yang tergolong mampu secara ekonomi terdampak pada penghentian TV analog. Maka itu, Kemkominfo mendorong masyarakat tersebut untuk melakukan penyesuaian secara mandiri.

Hal ini disampaikan Usman Kansong, selaku Direktur Jendral IKP Kemkominfo dalam webinar "Survey Kesiapan Masyarakat dalam Mendukung Era Baru Siaran TV Digital" pada Rabu, (6/7/2022) malam. 

Ini menurutnya penting sebagai kesiapan menuju batas akhir penghentian TV analog dan beralih ke TV digital atau Analog swicth Off (ASO) pada 2 November 2022 mendatang. 

Ia menyebut hingga saat ini perangkat TV digital telah banyak tersedia di pasaran. Dimana salah satunya yakni Set Top Box (STB), Kominfo telah mensertifikasi 36 merk STB dengan berbagai penawaran harga dan fitur sesuai selera masyarakat. Atau alternatif lain, masyarakat bisa mengakses siaran digital melalui layanan Free To Air parabola, TV berlangganan, TV kabel, ataupun konten multimedia melaui internet.

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana kesiapan masyarakat beralih ke TV digital, Kominfo menggandeng sejumlah lembaga penelitian, yakni dari UMC, litbang Kompas, dan Nielsen. 

"3 lembaga ini memiliki tujuan dan metodologi berbeda-beda agar kita bisa dapat gambaran utuh seperti apa kondisi perilaku masyarakat menonton TV khususnya soal kesiapan beralih ke TV digital di tengah keterbatasan TV analog dan popularitas dalam mengakses internet dan media sosial," ujarnya.

Menariknya, Usman mengungkap temuan Kominfo bahwa 76 masyarakat merespons tertarik dan siap bermigrasi ke TV digital. Pihaknya pun optimistis progres ASO sejauh ini sudah dalam jalur yang tepat (right on track) menjelang sisa 4 bulan penerapan ASO.

"Jelang sisa 4 bulan hal-hal perlu peningkatan dapat dimaksimalkan sehingga ASO dapat berjalan baik, lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat dan industri terkait," tutupnya.

Sementara Abdul Kharis Almasyahri, selaku Wakil Ketua Komisi I DPR RI menenkankan program ASO ini harus sukses karena Indonesia relatif paling belakang dalam bermigrasi ke TV digital.

Sejauh pengamatannya, semua pihak terkait sudah bahu membahu dalam penyiapan infrastrutur dan sudah hampir selesai. Namun, untuk kesiapan masyarakat untuk ASO masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak masyarakat memakai TV analog.  

"Harus ada kerja keras Kominfo dan Lembaga Penyiaran untuk bisa mewujudkan masyarakat siap ASO terutama bagi masyarakat tergolong kurang mampu. Karena kita distribusi STB dari lembaga penyiaran masih rendah. Tidak salah kominfo sebagai leading sector itu mengambil langkah-langkah inisiatif agar masyarakat terdampak langsung yang tidak ammpu bisa teratasi dengan STB," jelasnya. 

Menjelang tahun politik 2023, mendatang, ia tidak ingin masyarakat kehilangan hak tayangan telesetrial karena penghentian siaran TV analog. Maka itu, kata dia, ASO harus tetap berjalan.

"Kominfo perlu ambil langkah strategis agar ASO harus berjalan dengan baik," tandasnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/maw



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami