search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Santri Diduga Tewas Dianiaya, Ibu Ngadu ke Hotman Paris
Senin, 5 September 2022, 14:32 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Santri Diduga Tewas Dianiaya, Ibu Ngadu ke Hotman Paris

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Seorang ibu dari salah satu santri Pondok Pesantren Gontor 1 Ponorogo mengadu ke pengacara Hotman Paris terkait kematian anaknya yang diduga akibat kekerasan. Luka lebam terlihat di sekujur tubuh korban. Soimah, ibu dari Albar Mahdi lantas mengadu ke Hotman Paris untuk meminta bantuan hukum pada Minggu kemarin (4/9).

"Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya," ucap Soimah.

Soimah baru mulai terbuka ke publik usai menutup rapat penyebab kematian anak sulungnya karena ada janji penyelesaian masalah dari pihak pondok pesantren. Namun sepekan berselang, keluarga Albar merasa pihak pondok pesantren tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan masalah tersebut

Soimah mendapatkan kabar anaknya meninggal dunia pada Senin (22/8) lalu pukul 10.20 WIB. Keluarga syok atas kabar tersebut. Pondok pesantren lalu mengantarkan jasad Albar ke Palembang.

Pada Selasa (23/8) siang, jasad Albar tiba di rumah duka Palembang setelah diantar pihak pondok pesantren Gontor 1 yang dipimpin oleh Ustad Agus.

"Dalam surat keterangan kematian, ananda kami meninggal pada pukul 06.45. Tapi kami baru dapat kabar pukul 10.20. Ada apa? rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami," ujar Soimah dalam surat terbukanya. CNNIndonesia.com telah mendapatkan izin untuk mengutip surat terbuka tersebut.

Saat itu, keluarga belum mendapatkan penyebab kematian Albar. Namun kepada para pelayat, Soimah dan keluarga menyampaikan anaknya wafat akibat terjatuh kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis-Jumat.

Sementara wali santri lainnya memberi kabar kepada Soimah bahwa Albar meninggal dunia bukan karena jatuh kelelahan. Keluarga lantas meminta kain kafan yang menutup Albar dibuka. Tampak beberapa luka lebam akibat kekerasan tampak di sekujur tubuh Albar.

"Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima," kata Soimah.

Soimah dan keluarga akhirnya menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

Setelah didesak, akhirnya perwakilan Ponpes Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa Albar meninggal akibat terjadi kekerasan.

"Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia," ungkap Soimah.

Setelah ada pengakuan dari perwakilan Gontor 1 soal tindak kekerasan tersebut, keluarga akhirnya memutuskan tidak jadi melakukan autopsi.

Keluarga memutuskan tidak melanjutkan proses hukum pun didasari beberapa pertimbangan, salah satunya penyelesaian yang akan difasilitasi oleh Ponpes Gontor 1.

"Intinya kami ingin pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja, ingin tahu kronologi hingga meninggalnya anak kami," kata Soimah.

"Tapi sampai sekarang, belum ada kabar dari surat yang kami sampaikan ke pondok pesantren selaku keluarga korban. Saya tidak ingin perjuangan anak saya Albar Mahdi siswa Kelas 5i Gontor 1 Ponorogo sia-sia," ujar Soimah.

Setelah bertemu dengan Hotman Paris, Soimah dan keluarga diminta untuk melaporkan hal tersebut ke Polda Jatim.

"Saya akan mendampingi ibu Soimah, ibunda dari Albar Mahdi, setelah laporan dibuat," ujar Hotman Paris, Minggu (4/9).(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami