Hari Arwah, Tradisi Katolik Mengenang Mereka Yang Telah Tiada
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Dalam tradisi Katolik, 2 November diperingati sebagai Hari Arwah atau Peringatan Arwah Orang Beriman. Di momen ini, umat secara khusus mengenang dan mendoakan para saudara-saudari yang telah berpulang.
Tradisi untuk mendoakan arwah sudah ada sejak masa awal agama Kristen. Tengok saja dalam 2 Makabe 12: 41-42, kemudian dalam kitab Perjanjian Baru, tercatat Santo Paulus mendoakan kawannya, Onesiforus, yang telah meninggal dunia.
Hal ini menunjukkan umat Kristen pertama percaya bahwa doa-doa akan membawa dampak positif terhadap jiwa-jiwa yang telah wafat. Seperti dilansir dari laman Katolisitas, ada ajaran tentang Api Penyucian. Api Penyucian diyakini sebagai wahana pemurnian umat beriman usai kematian.
Rasul Paulus berkata bahwa umat diselamatkan 'tetapi seolah melalui api' (1 Kor. 3:15). Doa buat mereka yang sudah tiada juga dimaksudkan untuk memohon kerahiman Tuhan agar mengampuni doa jiwa-jiwa di Api Penyucian.
Kenapa Peringatan Arwah Semua Orang Beriman jatuh pada 2 November?
Hari Arwah dirayakan tepat setelah Hari Raya Orang Kudus pada 1 November. Setelah mendoakan para kudus, doa lalu ditujukan pada mereka yang telah meninggal dunia.
Dulu, nama-nama jemaah yang wafat dituliskan pada plakat diptych. Pada abad ke-6, komunitas Benediktin memperingati jiwa yang telah meninggal pada perayaan Pentakosta (perayaan turunnya Roh Kudus atas para rasul).
Hari Arwah memang peringatan yang bersifat universal, di mana rahib Odilo dari Cluny menetapkan perayaan tahunan ordo Benediktin tiap 2 November. Kini, Gereja Katolik juga merayakan Hari Arwah setiap 2 November. Begitu pula gereja Anglikan dan sebagian gereja Lutheran.
Tidak ada alasan khusus terkait pemilihan November sebagai Hari Arwah. Namun jika Anda memperhatikan kalender liturgi, November adalah akhir tahun liturgi sebelum masuk masa Adven (waktu jelang perayaan Natal).
Renungan harian Katolik Rabu 2 November 2022, Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Hari ini umat diajak untuk kembali mengenang sekaligus merenung tentang kematian. Bacaan Injil Yohanes mengingatkan umat bahwa akan ada kebangkitan setelah kematian.
Yohanes 6: 37-40
Di rumah ibadat di Kapernaum, Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus
Perpisahan apalagi berhubungan dengan kematian memang menyesakkan. Rasanya enggan jika harus mengenang mereka yang telah tiada. Hal ini sama saja memanggil kembali rasa tidak nyaman, sedih, dan merana.
Akan tetapi, kiranya di momen ini, yang dikenang adalah saat-saat mereka masih hidup. Mereka memang telah tiada, tetapi bukankah hari ini sudah selayaknya Anda merayakan hidup mereka?
Senyum, suara, tawa, nasihat-nasihat juga candaan mereka. Apa pengaruh mereka dalam hidup Anda? Apa yang Anda syukuri dari pertemuan dengan mereka? Tentu saja Tuhan menghadirkan mereka dalam hidup Anda bukan tanpa alasan atau sekadar numpang lewat begitu saja.
Selamat mengenang dan mendoakan dengan penuh senyum dan harap bahwa Anda juga akan turut dibangkitkan bersama-Nya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net