Barisan Nasional Tolak PN, Isyaratkan Dukung Anwar Jadi PM Malaysia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Koalisi Barisan Nasional (BN) yang pernah menguasai pemerintahan Malaysia mengindikasikan mendukung Anwar Ibrahim, selaku pemimpin koalisi Pakatan Harapan, sebagai perdana menteri baru usai pemilihan umum (Pemilu) mentok. Anggota utama BN, Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dalam rilis resmi pada Rabu (23/11) malam waktu setempat, seperti dikutip dari Reuters.
"Barisan Nasional mendukung dan mengambil bagian dalam pemerintahan persatuan yang tak dipimpin oleh Perikatan Nasional (PN) untuk memastikan pemerintahan yang stabil dan makmur," ujar Sekretaris Jenderal UMNO, Ahmad Maslan, seperti dikutip Channel News Asia.
Pernyataan itu muncul usai UMNO menggelar rapat dengan Perikatan Nasional dan Pakatan Harapan. Namun, pernyataan itu tak menyebut secara gamblang mendukung salah satu tokoh untuk jadi perdana menteri, termasuk nama Anwar Ibrahim.
Pada Sabtu lalu, Malaysia menggelar pemilu parlemen. Namun, tak ada partai atau koalisi partai politik yang mengantongi suara mayoritas.
Menurut konstitusi Malaysia, untuk bisa membentuk kabinet baru koalisi atau partai politik harus mengantongi 112 suara dari 222 total kursi parlemen.
Koalisi pimpinan Anwar, Perikatan Harapan (PH) meraih suara 82 kursi, terbanyak dalam Pemilu. Sementara itu, aliansi Muhyiddin Yassin, Perikatan Nasional (PN) mendapat 73 kursi dan Barisan Nasional punya 30 kursi.
Sehari setelah pemilu, Muhyiddin mengklaim mendapat dukungan dari dua kubu yang lebih kecil yakni Sabah dan Sarawak. Kursi yang ia dapat pun bertambah menjadi 101, tetapi ini belum mencapai ambang batas.
Menanggapi kondisi semacam itu, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah memberikan batas waktu kepada kedua kubu untuk membentuk mayoritas dan menyetorkan calon nama PM hingga Selasa (22/11) siang.
Namun, mayoritas tak kunjung terbentuk. Raja kemudian memanggil Anwar dan Muhyiddin ke Istana Negara, tetapi cara ini juga tak menuai hasil.
Dalam pertemuan itu, raja sempat mengusulkan agar Muhyiddin dan Anwar membentuk pemerintahan bersama. Namun, Muhyiddin menolak.
Sementara itu, Anwar mengungkapkan dalam pertemuan tersebut raja menegaskan harus ada kerja sama seluruh partai agar terbentuk pemerintahan yang kuat.
Pada Rabu, kemarin, raja memanggil 30 politisi koalisi BN untuk menentukan PM baru. Hari ini, ia juga akan berdialog dengan raja di sembilan negara bagian.
Menurut laporan media lokal, pertemuan antar raja itu akan berlangsung pada 10.30 pagi waktu setempat.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net