PM Kanada Buka Suara Soal Demo Massal di Cina, Ini Katanya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan setiap orang di Cina harus diizinkan untuk memprotes dan mengekspresikan diri mereka, termasuk soal penolakan atas kebijakan nol-Covid. Adapun, ketidakpuasan publik atas kebijakan penguncian yang ketat (lockdown) dan upaya penanganan Covid selama 3 tahun ini telah memicu demonstrasi massal di seluruh negeri, yang terbesar sejak Xi Jinping berkuasa satu dekade lalu.
"Orang Kanada mengawasi dengan sangat cermat," kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa. "Setiap orang di Cina harus diizinkan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, harus diizinkan untuk berbagi perspektif dan bahkan memprotes," tuturnya, dilansir Reuters, Rabu (30/11/2022).
"Kami akan terus memastikan bahwa Cina tahu kami akan membela hak asasi manusia, kami akan mendukung orang-orang yang mengekspresikan diri mereka sendiri," imbuhnya.
Adapun, polisi Cina dikerahkan di Beijing dan Shanghai pada Selasa untuk mencegah lebih banyak protes yang meluas jadi tuntutan agar Xi Jinping mundur. Di sisi lain, Kementerian luar negeri China mengatakan bahwa hak dan kebebasan harus dilaksanakan dalam kerangka hukum.
Demonstrasi juga berlangsung di luar konsulat Cina di Toronto pada Selasa, di mana sekitar 40 orang berkumpul dengan spanduk, bendera dan pengeras suara.
Berbagai spanduk dan teriakan "Bebaskan Tibet! Bebaskan Cina! Bebaskan Hong Kong!" dan "Xi Jinping! Mundur!" mewarnai aksi tersebut.
Beberapa orang juga mengangkat lembaran kertas putih kosong, yang telah menjadi simbol pembangkangan di Cina dan taktik yang digunakan sebagian untuk menghindari penyensoran atau penangkapan.
Hugh Yu, yang mengatakan dia berpartisipasi dalam protes Lapangan Tiananmen 1989 dan sekarang tinggal di Kanada, membantu mengatur protes Toronto. Dia meminta warga Kanada dan pemerintah Kanada untuk berbicara menentang tindakan Cina.
"Banyak orang tidak ingin mati dalam diam. Saya tidak ingin berdiri di sini dan berbicara dengan kalian," katanya kepada wartawan Reuters. "Tapi aku tidak punya pilihan."(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net