search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ternyata Bukan AI Jadi Penyebab Hilangnya Suatu Profesi, Begini Analisanya
Jumat, 21 Juli 2023, 11:20 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Ternyata Bukan AI Jadi Penyebab Hilangnya Suatu Profesi, Begini Analisanya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Tren kecerdasan buatan akan berdampak pada hilangnya suatu profesi atau pekerjaan santer terdengar beberapa kahir ini. Namun kenyataannya, faktor ekonomi ditengarai yang berpeluang memiliki risiko yang jauh lebih besar.

Sejak ChatGPT menjadi viral pada akhir tahun lalu, kekhawatiran tentang teknologi dan alat kecerdasan buatan mengambil alih pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia telah meningkat.

Seiring popularitasnya yang melonjak, kemampuan dan potensi AI menjadi semakin jelas dan semakin dikenal di kalangan masyarakat. Bersamaan dengan ini, perdebatan telah meletus tentang bagaimana teknologi dapat memengaruhi karier sesorang.

Sementara para ahli mengatakan bahwa AI pasti akan berdampak pada pekerjaan dan setidaknya sebagian mengotomatiskannya. Mereka juga menunjukkan bahwa kemajuan teknologi sering menciptakan peran baru. Nyatanya, seberapa peduli pekerja terhadap ini seharusnya masih belum jelas.

Menurut laporan HSBC baru, melansir CNBC, Kamis (20/7/2023), perkembangan teknologi seperti pertumbuhan AI bahkan mungkin bukan faktor terbesar di balik hilangnya pekerjaan di masa depan.

Menggunakan data dari “Laporan Pekerjaan 2023” Forum Ekonomi Dunia, HSBC mencatat bahwa hanya empat tren ekonomi makro yang diperkirakan akan menyebabkan perpindahan pekerjaan.

Faktor paling umum yang diharapkan perusahaan untuk menyebabkan hilangnya pekerjaan adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Memang, baru bulan lalu Bank Dunia mengatakan pihaknya memperkirakan ekonomi global tumbuh pada tingkat yang jauh lebih lambat dari tahun lalu dengan perkiraan 2,1% untuk tahun 2023 dibandingkan dengan 3,1% tahun lalu.

“Tantangannya jelas – pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan kekurangan pasokan atau permintaan secara umum berarti banyak perusahaan berharap untuk beroperasi dengan lebih sedikit pekerja,” kata analis di HSBC dalam laporan tersebut.

“Tetapi penting untuk diingat bahwa tidak semua perubahan ekonomi diharapkan berarti lebih sedikit pekerja,” tambah dia.

Perusahaan mengharapkan, misalnya, transisi hijau dan penggunaan standar Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan.

Dampak teknologi pada pekerjaan berupa peningkatan adopsi teknologi baru, adalah pola lain yang diharapkan perusahaan mengarah pada penciptaan lapangan kerja. AI adalah bagian dari ini.

Data Forum Ekonomi Dunia menyebut, lebih dari 20% perusahaan mengharapkan AI untuk bisa membantu peningkatan pekerjaan daripada menggantinya.

Hanya dua faktor terkait teknologi yang diperkirakan akan menyebabkan peran pekerja manusia tak berguna, yakni munculnya robot humanoid dan non-humanoid.

“Sementara AI mendapatkan sebagian besar perhatian saat ini, ada baiknya mempertimbangkan sepenuhnya dampak dari berbagai teknologi di pasar tenaga kerja,” kata HSBC.

Terutama jika menyangkut teknologi, pengaruh perkembangan baru mungkin juga lebih luas daripada sekadar pekerjaan yang digantikan.

“Pertanyaannya adalah apakah kita dapat memiliki pekerja yang cukup dan keterampilan pekerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan baru ini,” tambah HSBC.

Bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat yang menyebabkan hilangnya pekerjaan. HSBC mengidentifikasi kekurangan pasokan dan kenaikan biaya untuk bisnis, meningkatnya biaya hidup konsumen dan dampak berkelanjutan dari pandemi virus corona.

Temuan itu muncul karena inflasi pada tingkat konsumen dan grosir tetap tinggi di banyak negara di seluruh dunia, meskipun ada indikasi bahwa tekanan dari kenaikan harga mungkin berkurang. (sumber: liputan6.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami