Budidaya Bibit Koi Jepang di Bakbakan Gianyar Sukses Dipasarkan ke Luar Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Sejak pandemi covid-19, ikan dari Jepang dengan ukuran 80 cm datang ke Yurikofarm di Banjar Kangin, Desa Bakbakan. Pengusaha yang mengembangkan usaha itu adalah Nyoman Ariyoga, yang memelihara koi sejak tahun 2010.
Kedatangan koi Jepang menghasilkan anakan yang berkualitas. "Tentunya harganya bukan lagi Rp 100 ribu dapat 2. Harganya Rp 500 ribu ke atas," jelasnya, Rabu (30/8/2023).
Adapun konsumen adalah yang cinta koi dan punya pengetahuan koi. Bahkan tahu mana koi bagus dan tidak. "Kehadiran Yurikofarm menjawab tantangan dimana pencetak ikan koi berinovasi memberikan produk yang diminati oleh penghobi koi," jelas dia.
Diakui, banyak koi di Bali beredar. Namun dari sisi kualitas belum semuanya. "Saya menjawab dan menjual dan memberikan support terbaik bagi penghobi," jelasnya.
Untuk pasaran sementara di Bali dan di luar Bali. Pihaknya biasa jual ikan keluar Bali dengan skala kecil. Diakui, fasilitas kolam masih kecil karena tidak pakai empang.
"Namun ikan yang kami jual berkualitas," jelas dia.
Untuk menularkan hobi, di Bakbakan ada lebih dari 30 penghobi. "Pertanyaan sekarang apa mau berkembang. Kita harus tingkatkan pelajaran. Up grade lagi, apa kurangnya koi kita. Maka harus belajar. Karena di koi tidak ada istilah master, mari sama belajar, hanya pengalaman yang jadi guru," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini, penghobi datang sendiri ke Yurikofarm yang diunggah di media sosial. "Banyak pedagang kesini datang untuk dijual kembali," jelasnya.
Selanjutnya mengenai pendapatan, dirinya mengaku tidak bisa menghitung di nominal. "Tergantung seberapa banyak kualitas ikan yang dikeluarkan dalam 6 bulan. Dalam 6 bulan jual koi Rp30 juta, maka sebulan dibagi, tentunya bagi operasional juga," ujar dia.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr