Jejak Irjen Marthinus Hukom, Pimpin Densus 88 Hingga Jadi Kepala BNN
beritabali.com/cnnindonesia.com/Jejak Irjen Marthinus Hukom, Pimpin Densus 88 Hingga Jadi Kepala BNN
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Irjen Marthinus Hukom resmi ditunjuk sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Petrus R Golose yang memasuki masa pensiun. Surat keputusan presiden (keppres) telah diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tinggal menunggu pelantikan.
"Untuk keppres sudah turun, tinggal menunggu pelantikan," ujar Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan lewat pesan singkat, Senin (4/12).
Pria kelahiran Maluku Tenggara, 30 Januari 1969 itu merupakan lulusan dari Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang pada tahun 1991. Ia satu angkatan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Karier Marthinus di Korps Bhayangkara banyak dihabiskan di satuan antiteror khususnya di bidang intelijen. Kariernya dimulai saat ia dipercaya menjadi Kepala Tim Antiteror Bom Polda Metro Jaya pada 2001.
Setelahnya, Marthinus menjabat sebagai Analis Intelijen di Satuan Tugas Antiteror Polri usai Kapolri saat itu, Jenderal Dai Bacthiar, membentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Ia juga sempat ditunjuk menjadi Kelompok Ahli di BNN RI untuk bidang intelijen. Pada tahun 2010, Marthinus kembali dirotasi sebagai Kepada Bidang Intelijen Densus 88 Antiteror Polri.
Kariernya makin menanjak di tahun 2015. Marthinus ditunjuk sebagai Wakil Kepala Densus 88. Dua tahun berselang, Marthinus dipercaya mengisi posisi luar struktur sebagai Direktur Penegakan Hukum Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Selanjutnya, ia kembali dipercaya untuk mengisi posisi orang nomor dua di Densus 88 Antiteror Polri pada 2018. Marthinus kemudian mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Polri di tahun 2020 dengan pangkat sebagai Irjen.
Ikut tangkap Ali Imron, Dr Azahari, hingga Noordin M Top
Selama berkiprah di satuan Antiteror Polri, Marthinus tercatat beberapa kali tergabung dalam penangkapan aktor teroris besar mulai dari Ali Imron, Dr Azahari, hingga Noordin M Top.
Ia pertama kali terlibat dalam operasi pencarian Ali Imron yang merupakan dalang Bom Bali I di tahun 2002. Marthinus menjadi salah satu anggota tim yang berhasil menangkap Ali di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selanjutnya, ia terlibat pada saat penangkapan Dr Azahari pada November 2005. Marthinus menjadi salah satu anggota tim investigasi yang mencari keberadaan dalang Bom Bali tersebut.
Dalam kasus itu, Marthinus berperan memantau pergerakan anak buah Dr Azahari yakni Yahya Antoni alias Cholili hingga akhirnya berhasil ditangkap di wilayah Demak, Jawa Tengah.
Karena perannya, Marthinus menjadi salah satu sosok yang diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa oleh Kapolri dari Kompol ke AKBP.
Marthinus kemudian kembali dilibatkan pada saat operasi penangkapan teroris Noordin M Top pada 2009. Pengejaran terhadap Noordin dilakukan kepolisian buntut aksi teror bom yang terjadi di Mega Kuningan, Jakarta.
Keberadaan Noordin berhasil dilacak usai anggota Densus 88 menangkap Ahmad Puji Prabowo alias Bejo dan Sukono, di Solo, Jawa Tengah, pada September 2009.
Berdasarkan hasil interogasi keduanya, Noordin disebut bersembunyi di salah satu rumah kontrakan yang ditempati Bagus Budi Pranoto, pelaku pengeboman kedubes Australia tahun 2003.
Berbekal informasi tersebut, tim Densus 88 Antiteror Polri kemudian melakukan penggerebekan pada 16 September 2009 sekitar pukul 23.00 WIB. Penggerebekan sempat diwarnai kontak tembak akibat perlawanan dari Noordin Cs.
Kontak tembak baru berhenti pada keesokan harinya pukul 06.00 WIB. Empat teroris dilaporkan tewas dalam aksi penggerebekan tersebut termasuk Noordin dan Bagus. Marthinus kembali mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa oleh Kapolri dari AKBP menjadi Kombes.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net