search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Misteri Kematian Mahasiswa asal Medan di Bali Terkuak, Dipastikan Bunuh Diri
Rabu, 13 Desember 2023, 20:54 WITA Follow
image

beritabali/ist/Misteri Kematian Mahasiswa asal Medan di Bali Terkuak, Dipastikan Bunuh Diri.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Misteri kematian mahasiswa asal Medan, Aldi Sahilatua Nababan di kamar kosnya di wilayah Benoa, Kuta Selatan menuai titik terang. 

Berdasarkan hasil olah TKP, pemeriksaan saksi-saksi dan autopsi, mahasiswa perhotelan berusia 23 tahun itu dipastikan tewas bunuh diri

Kematian Aldi disampaikan oleh Kapolresta Denpasar Kombespol Bambang Yugo Pamungkas, didampingi Bid Labfor Polda Bali, Forensik RSUP Prof Ngoerah dan RS Bhayangkara Medan, saat jumpa pers dengan awak media di mapolresta Denpasar, pada Rabu 13 Desember 2023. 

Kombes Bambang membeberkan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan memeriksa 19 orang saksi termasuk dari pihak keluarga. Sehingga dari pemeriksaan tersebut disimpulkan kematian Aldi akibat bunuh diri

Dijelaskanya, kesimpulan terkait kematian Aldi sesuai rangkuman hasil penyelidikan. Diantaranya, kondisi jenazah, hasil visum, autopsi, latar belakang, serta temuan di TKP. 

"Kami melakukan olah TKP ulang dan ditemukan galon sebagai pijakan kaki untuk gantung diri dan juga tali, tali itu terpantau dia dibeli di toko bangunan," beber Kombes Bambang yang sebentar lagi hijrah menjabat Direktur Reskrimsus Polda Jambi. 

Dijelaskanya lebih lanjut, kamar kos Aldi juga terkunci dari dalam, hanya ada akses masuk berupa pintu dan jendela di depan. Pasalnya, kamar kos itu berada di lantai satu dan langit-langit kamarnya full menggunakan beton (dak). 

"Sehingga, kecil kemungkinan ada orang lain yang bisa masuk," ungkapnya. 

Keterangan terpisah, Ahli Forensik RSUP Prof Ngoerah dr. Dudut Rustyadi menuturkan, pihaknya menerima jenazah Aldi Sahilatua Nababan pada 18 November 2023, sekitar pukul 11.20 WITA. Kemudian dilakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah. Hasilnya, tubuh korban sudah dalam keadaan membusuk. 

"Kami menemukan adanya tanda-tanda pembusukan berupa perubahan warna kulit, ada yang merah kehitaman atau kehijauan, kemudian di beberapa bagian tubuh kulit arinya sudah mengelupas, ada pembengkakan dari wajah, bibir, lidah menjulur, mata melotot," terangnya. 

Dr. Dudut kembali menjelaskan bahwa pembusukan disertai pembengkakan juga terjadi pada kantong zakar dan keluar cairan berwarna merah kehitaman dari hidung dan mulut yang merupakan proses pembusukan tersebut. Berikutnya, ditemukan ada luka lecet tekan yang melingkari leher, dengan arah miring dari kanan bawah ke kiri atas. 

"Artinya kemungkinan simpul di sebelah kiri, dari arah tersebut menunjukkan bahwa yang aktif adalah berat badannya, jadi bukan talinya, dari kedokteran forensik kalau tali aktif itu biasanya talinya mendatar, pada kasus mati gantung itu, yang aktif adalah berat badan, sehingga menunjukan arah miring," sebutnya sembari mengatakan ia tidak menemukan luka lainnya pada tubuh Aldi.

Menurut Dr. Dudut diperkiraan waktu kematian pemuda asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara itu berdasar proses pembusukan diduga sekitar kurang lebih dua hari. Hal ini diperkuat dengan hasil Autopsi di RS Bhayangkara Medan. Ahli Forensik RS Bhayangkara Medan dr Ismurizzal memaparkan, pihaknya sudah lakukan autopsi dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Jenazah Aldi memang sudah mengalami pembusukan dan sudah di formalin. Dari hasil autopsi, Ismurizzal hanya menjumpai jejas tali yang melingkar pada daerah leher dan terdapat daerah yang kosong pada telinga kiri seperti huruf V terbalik. Artinya di sana terdapat ikatan dari jejas tali tersebut. 

"Kami tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan selain dari jejak tersebut," ujarnya. 

Terkait buah zakar yang sempat disebut pihak keluarga rusak, juga sudah diperiksa. Dokter sudah membuka buah zakar Aldi dengan cara disayat dan didapati jumlahnya lengkap. Tidak ada tanda kekerasan. 

"Jadi, itu (buah zakar) berisi gas gas pembusukan, tidak dijumpai tanda kekerasan, jadi dari semua pemeriksaan itu kami berkesimpulan bahwasanya korban meninggal akibat mati gantung," tandasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/spy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami