search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Yaman Tunjuk Ahmed Awad bin Mubarak Jadi Perdana Menteri Baru
Selasa, 6 Februari 2024, 13:46 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Yaman Tunjuk Ahmed Awad bin Mubarak Jadi Perdana Menteri Baru

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Dewan Pimpinan Kepresidenan Yaman menunjuk menteri luar negerinya Ahmed Awad bin Mubarak sebagai perdana menteri baru negara itu pada hari Senin (5/2) waktu setempat.

Kantor berita resmi SABA melaporkan, keputusan dewan menetapkan bahwa anggota pemerintah tetap menjalankan tugasnya seperti biasa.

Keputusan untuk menunjuk perdana menteri baru berlaku efektif mulai Senin, kata SABA.

Perdana Menteri Maeen Abdulmalik Saeed yang akan mengundurkan diri akan mengambil peran sebagai penasihat Ketua Dewan Pimpinan Presiden, kata kantor Kabinet Yaman dalam sebuah postingan pada X.

Bin Mubarak menggantikan Maeen Abdulmalik Saeed pada saat meningkatnya ketegangan di Yaman menyusul serentetan serangan di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang memicu serangan balasan dari Amerika Serikat dan Inggris.

Bin Mubarak, mantan duta besar Yaman untuk AS, secara luas dipandang sebagai musuh setia pemberontak Houthi, yang menculiknya pada tahun 2015 dan menahannya selama beberapa hari.

Dia sebelumnya menjabat sebagai kepala staf kantor kepresidenan Yaman dan juga ditunjuk sebagai utusan negara tersebut untuk PBB pada tahun 2018.

Mohammed Al-Basha, seorang pakar Yaman untuk kelompok penelitian Navanti yang berbasis di AS, mengatakan bin Mubarak dipandang sebagai salah satu "arsitek koalisi pimpinan Saudi" yang melakukan intervensi terhadap Houthi pada tahun 2015 untuk menopang pemerintah yang diakui secara internasional, setahun setelah pemberontak merebut ibu kota Sanaa.

"Houthi sepertinya tidak akan menerima penunjukan bin Mubarak," katanya, seraya menambahkan bahwa bin Mubarak adalah musuh lama kelompok tersebut melansir AFP.

Penunjukannya "kemungkinan akan meningkatkan ketegangan antara Houthi dan pemerintah yang diakui secara internasional," tambah pakar tersebut.

Kelompok Houthi, yang merupakan bagian dari "poros perlawanan" anti-Barat dan anti-Israel yang didukung Iran, telah mengganggu pelayaran Laut Merah selama berbulan-bulan, sehingga memicu serangan balasan dari AS dan Inggris.

Houthi telah melancarkan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak 19 November, menurut Pentagon.

Para pemberontak mengatakan serangan itu merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sebagai protes atas perang Israel-Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami