Remaja Yatim di Denpasar Dianiaya Tetangga Mengadu ke Jro Bima, Pelaku Belum Ditangkap
bbn/ilustrasi/Remaja Yatim di Denpasar Dianiaya Tetangga Mengadu ke Jro Bima, Pelaku Belum Ditangkap.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Nestapa dialami seorang anak yatim berinisial GG (17). Remaja ini dianiaya tetangganya sendiri berinisial JT (55) saat Nyepi di rumahnya di seputaran Denpasar, pada Senin 11 Maret 2024. Tidak hanya dianiaya, JT juga mengancam akan menusuk dan membakar rumahnya.
Persoalan ini sudah dilaporkan ke Polda Bali, namun hingga kini terduga terlapor belum diamankan Polisi. Sehingga korban masih merasa trauma.
Diberitakan, GG tinggal bersama dua adik perempuannya yang berusia 9 tahun hingga 12 tahun. Orang tua GG meninggal saat mereka masih kecil dan GG yang merawat kedua adiknya tersebut.
Kejadian ini diviralkan di media sosial oleh Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali, Ketut Putra Ismaya Jaya. Dalam tayangan viral tersebut, Ismaya menyebutkan bahwa korban adalah pedagang nasi jinggo yang berjualan bersama adik-adiknya.
"Adik ini (korban) dulu kami pernah bantu biaya sekolahnya, ayahnya sudah tiada. Dia meminta perlindungan hukum kepada kami karena ada kasus dia dipukul oleh tetangga saat Nyepi," ungkap Ismaya melalui live di akun Facebook miliknya, pada Senin 18 Maret 2024.
Ismaya yang akrab dipanggil Jro Bima itu menerangkan bahwa permasalahan keduanya berawal dari ketersinggungan setahun lalu. Namun, entah mengapa terlapor JT masih menyimpan dendam dan mencari korban di rumahnya saat Hari Raya Nyepi. Setelah bertemu, pelaku menganiaya remaja tersebut hingga mengalami gigi lepas, mulut berdarah dan sakit pada rahang.
Amarah pelaku belum berhenti sampai disitu. Ia merusak speedometer motor korban dan menendang bagian sayap depan kendaraan itu sampai pecah.
Tindakan pelaku tersebut menurut Jro Bima sudah kelewatan. Pasalnya, ia memukul anak kecil dan tidak punya orang tua alias yatim piatu. Bahkan adik adiknya trauma melihat insiden tersebut.
"Ini anak masih di bawah umur, yang tidak punya orang tua, adik-adiknya sampai ketakutan menangis melihat kakaknya diperlakukan seperti itu. Korban putus sekolah karena harus mengurus adik-adiknya tanpa orang tua, punya paman tapi jauh, beginilah kondisi nyama (saudara) Hindu Bali," bebernya.
Ironisnya kata Jro Bima, pelaku belum ditangkap. Padahal sudah dilaporkan ke Polda Bali. Sehingga, Jro Bima mengklaim siap menjaga dan melindungi GG, serta membela jika kasus ini benar.
Dari cerita yang disampaikan korban, peristiwa setahun lalu itu bermula sedang membuat layangan di rumahnya. Kemudian, adiknya menangis meminta kuota handphone sekitar pukul 23.00 WITA.
Tiba-tiba terlapor datang membawa cambuk sambil marah-marah. Melihat itu, korban berusaha melindungi adiknya dari amukan pelaku. Sementara pelaku diamankan warga setempat. Korban sempat nyelutuk ke pelaku. "Kenapa bapak kok beraninya sama anak kecil saja," ujarnya.
Tersinggung dengan ucapan tersebut, pelaku JT kembali mendatangi rumah korban saat Hari Raya Nyepi. Pria berbadan besar itu menarik kerah baju GG dan langsung menganiaya.
Parahnya, penganiayaan tersebut mengakibatkan rahang korban sakit hingga tidak bisa mengunyah makanan. Sementara dua adiknya ketakutan karena pelaku mengancam akan menusuk dan membakar rumahnya.
Apalagi dengan ancaman tersebut, adiknya tidak berani bersekolah. Sehingga korban meminta bantuan pamannya yang tinggal jauh dari tempatnya. Ironisnya, sang paman juga turut diancam pelaku dengan senjata tajam.
Akibat pengancaman tersebut, kasus ini dilaporkan ke Polda Bali. Korban sendiri sudah divisum et revertum di RS Bhayangkara. Kasus ini diserahkan korban kepada Ketua PBH Keris Bali Nyoman Agung Sariawan. Dikonfirmasi terkait kasus tersebut, Kabid Humas Polda Bali Kombespol Jansen Avitus Panjaitan mengaku masih mengeceknya.
"Kami cek dulu," ujarnya, pada Selasa 19 Maret 2024.
Editor: Robby
Reporter: bbn/spy