search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kematian Akibat DBD Capai 621 Kasus, Terbanyak di Kabupaten Bandung
Kamis, 2 Mei 2024, 10:23 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kematian Akibat DBD Capai 621 Kasus, Terbanyak di Kabupaten Bandung

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat Kabupaten Bandung, Jawa Barat menjadi wilayah dengan temuan kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak di Indonesia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan data terbaru per minggu ke 17 di tahun 2024 mencatatkan Kota Bandung menjadi penyumbang kasus DBD terbanyak. Sementara secara kumulatif sudah ada 88.583 kasus DBD sepanjang 2024.

"Lima kabupaten/kota kasus tertinggi tahun 2024, yakni Kota Bandung 3.468 kasus, Kabupaten Tangerang 2.540 kasus, Kota Bogor 1.944 kasus, Kota Kendari 1.658 kasus, dan Kabupaten Bandung Barat 1.576 kasus," kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (2/5).

Dalam periode yang sama, Nadia melaporkan ada 621 kasus kematian akibat DBD. Kabupaten Bandung mencatat kematian tertinggi dengan 29 kasus.

Disusul Kabupaten Jepara 21 kematian, Kota Bekasi 19 kematian, Kabupaten Subang 18 kematian, dan Kabupaten Kendal 17 kasus kematian.

Nadia pun menyoroti kenaikan kasus DBD yang naik cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Sebab pada periode yang sama di minggu 17 tahun 2023, jumlah kasus DBD sebanyak 28.579 kasus dengan kematian sebanyak 209 kasus.

Menurutnya peningkatan jumlah kasus positif dan kematian akibat DBD kemungkinan besar dipicu oleh efek akibat siklus cuaca.

Kemudian faktor alam seperti El Nino tidak ditanggapi secara serius oleh masyarakat yang kurang aktif dalam memberantas nyamuk dan menggalakkan program menguras, mengubur, menutup sumber air atau 3M.

"Tentunya faktor lingkungan tadi akan mempengaruhi siklus hidup nyamuk," ujar Nadia. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami