search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Biden Jamin Gencatan Senjata di Gaza Bisa Tercapai Besok dengan Syarat
Minggu, 12 Mei 2024, 15:23 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Biden Jamin Gencatan Senjata di Gaza Bisa Tercapai Besok dengan Syarat

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berani menjamin bahwa gencatan senjata bisa diterapkan di Jalur Gaza Palestina besok dengan syarat.

Biden mengatakan, syarat utama hal itu bisa terjadi adalah jika Hamas mau melepaskan seluruh sandera warga Israel yang kini masih ditahan di Gaza.

"Seperti yang sudah saya katakan, terserah pada Hamas jika mereka ingin melakukannya (gencatan senjata), kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata (bisa saja) dimulai besok," kata Biden dalam acara penggalangan dana di Seattle, Sabtu (11/5).

Menurut wartawan yang meliput acara tersebut, keluarga dari lima warga AS yang menjadi sandera Hamas di Gaza telah bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk pada Jumat.

Menurut hasil pertemuan, pihak keluarga "mengungkapkan rasa frustrasi" yang luar biasa soal nasib anggota keluarga mereka yang masih ditahan Hamas sejak 7 Oktober lalu.

Kekhawatiran itu meningkat usai video para sandera baru-baru ini kembali beredar di media sosial dan memperlihatkan kondisi para sandera yang semakin memprihatinkan seperti terlihat cacat, kurus, pucat, dan "jelas-jelas berada di bawah tekanan".

Sampai saat ini, pihak Hamas dan Israel masih terus berunding soal kesepakatan gencatan senjata. Hamas telah menuturkan sepakat atas kesepakatan yang dimediasi Qatar, Mesir, hingga AS ini. Namun, pihak Israel masih menolak mentah-mentah kesepakatan.

Dikutip CNN, Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghalangi perundingan gencatan senjata untuk menggunakan negosiasi sebagai kedok demi bisa leluasa menyerang kota Rafah di Gaza selatan.

Israel telah berulang kali menolak menyetujui gencatan senjata permanen di Gaza sebelum Hamas benar-benar musnah.

Pada Selasa pekan ini, Netanyahu juga mengatakan "usulan Hamas sangat jauh dari tuntutan inti Israel" soal perundingan gencatan senjata.

Sementara itu, gempuran Israel yang makin brutal di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 35 ribu warga Palestina di wilayah yang kini 85 persen telah hancur lebur.

Alih-alih menghentikan kebrutalannya, Israel malah melancarkan invasi darat terbaru ke Rafah, wilayah di selatan Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir.

Rafah menjadi satu-satunya tempat pelarian warga di utara dan tengah Gaza untuk menghindari bombardir Israel selama ini. Wilayah itu juga menjadi satu-satunya pintu bantuan kemanusiaan internasional masuk ke Gaza. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami