search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Upaya Palestina Jadi Anggota Tetap PBB Bisa Kembali Terjegal Veto AS
Rabu, 15 Mei 2024, 10:07 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Upaya Palestina Jadi Anggota Tetap PBB Bisa Kembali Terjegal Veto AS

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Palestina sedang berupaya meraih status anggota tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Namun, upaya mereka disebut kemungkinan besar kembali terjegal veto Amerika Serikat.

Pekan lalu, PBB merilis resolusi terkait status anggota Palestina usai Dewan Keamanan menolak pengajuan negara ini menjadi anggota.

Sejak 2012, Palestina menjadi pengamat tetap di PBB. Melalui resolusi baru, peluang Palestina menjadi anggota tetap PBB terbuka.

Salah satu poin dalam resolusi itu mendesak Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali keputusan terkait pengajuan keanggotaan Palestina.

Setelah resolusi keluar, Duta Besar Palestina di PBB Riyad Mansour mengatakan akan mengajukan kembali untuk menjadi anggota penuh.

Namun, sejumlah pengamat menduga AS akan kembali memveto saat pemungutan suara Dewan Keamanan berlangsung.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, meyakini AS akan menggunakan hak istimewa untuk mengacaukan voting di DK PBB.

"Patut diduga, Amerika Serikat akan mempertanyakan kredibilitas negara Palestina, yang dalam pandangan Washington, sangat tidak layak menjadi anggota PBB," kata Rezasyah kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/5).

Lebih lanjut, dia menerangkan AS akan menggunakan dalih batas-batas wilayah Palestina yang mengecil dan dipermasalahkan serta jumlah penduduk.

Palestina juga dianggap belum mampu membentuk sistem pemerintahan yang demokratis, kuat, bersatu, efektif, berkelanjutan, dan mewakili semua kekuatan sosial budaya dalam masyarakat.

Rezasyah juga menerangkan upaya diplomatik Palestina di kancah global akan menjadi catatan AS untuk menolak mereka menjadi anggota.

Di sisi lain, dukungan terhadap Palestina di internal Dewan Keamanan PBB juga terpecah.

AS, Inggris, dan Prancis merupakan sekutu dekat serta pendukung kuat Israel, sementara Rusia dan China berpihak ke Palestina.

Dengan kondisi semacam itu, sidang DK PBB kemungkinan bakal berjalan sengit.

"Sangatlah sulit menjamin keberhasilan Palestina untuk menjadi anggota PBB ke-194," ucap Rezasyah.

Pembahasan Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB muncul di tengah agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Imbas agresi Israel, nyaris 35.000 warga di Palestina meninggal mayoritas anak dan perempuan. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami