search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Teba Modern di Cemenggaon Celuk Solusi Penanganan Sampah Organik
Kamis, 11 Juli 2024, 19:46 WITA Follow
image

beritabali/ist/Teba Modern di Cemenggaon Celuk Solusi Penanganan Sampah Organik.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Desa Adat Cemenggaon Desa Celuk Kecamatan Sukawati memiliki Teba modern. Saking banyak teba modern untuk menampung sampah organik, desa adat itu meraih Rekor MURI Desember 2022 sebagai Desa Adat dalam Penanganan Sampah Berbasis Sumber Dengan Sistem Pesan-pede (Pengelolaan Sampah Mandiri Pedesaan). 

Sebanyak 80 rumah memiliki masing-masing 2 Teba. Sampah organik masuk ke dalam teba modern berupa lubang sedalam kurang lebih 1 meter. Kemudian khusus pembuangan sampah tanaman hingga sisa makanan rumah tangga.

Sampah anorganik ditabung di bank sampah Sami Asri bekerjasama dengan pengepul Mang Adi Bali (MAB) Recycle yang berlangsung setiap bulan.

Ketua Forum Peduli Lingkungan sekaligus Ketua Badan Pengelola Sampah Desa Adat Cemenggaon I Wayan Balik Mustiana menyatakan desa adat sepakat untuk menjaga lingkungan. 

"Edukasi ini berlangsung selama 5 tahun, saat ini, semuanya sudah sadar akan kebersihan lingkungan," ujarnya.

Diakui memang awalnya desa bingung banyak sampah menumpuk dan bau karena plastik berbaur dengan sampah organik yang membusuk. 

Dari kebingungan itu, Tahun 2016, Badan Pengelolaan Sampah (BPS) Desa Adat Cemenggaon bertemu dengan MAB Recycle kemudian merancang aksi pengumpulan sampah plastik.

"Dari bank sampah, kami ajak semua warga kumpulan sampah plastik di rumah, kemudian ditabung setiap bulan," jelasnya. 

Pelan namun pasti, ajakan ini telah berhasil menyadarkan 85% warga dari total 354 KK setempat. Setelah sampah plastik tertangani, BPS Desa Adat Cemenggaon menemukan ide brilian pembuatan Teba Moderen yakni lubang sedalam 2 sampai 3 meter yang dimodifikasi untuk menampung sampah organik semisal dauh, canang, dan sejenisnya. 

"Tahun 2017 kita mulai buat Teba Moderen ini di beberapa rumah. Kemudian di Tahun 2020 sudah menjadi kesepakatan kita di desa adat menggunakan sistem ini," jelas Balik. 

Desa Adat mendukung penuh pembuatan Teba Moderen ini di seluruh rumah warga yang jumlahnya 354 KK. Bahkan saat ini ada sekitar 80 rumah sudah memiliki 2 Teba Moderen. "Idealnya ada 2 di masing-masing rumah," ujarnya.

Berkat Pengelolaan sampah Desa Adat Cemenggaon ini, BPS kerap mendapatkan kunjungan studi tiru dari sejumlah Desa di Bali bahkan luar Bali. 

"Banjar Apuh Mawang Kelod sudah mengadopsi sepenuhnya pengelolaan sampah ini. Desa Talepud sedang memulai dan ada beberapa desa yang tertarik. Itu desa adat yang membiayai semua," jelasnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami