search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BMKG Beber Penyebab Suhu Udara di Bali Dingin pada Malam hingga Pagi
Senin, 15 Juli 2024, 23:25 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/BMKG Beber Penyebab Suhu Udara di Bali Dingin pada Malam hingga Pagi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Bali mencatat pada 1 hingga 10 Juli, ada sejumlah catatan suhu udara minimum terendah pada empat stasiun pengamatan.

Pertama, pada 3 Juli, yakni 24,9 derajat Celsius, di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dan Stasiun Geofisika Denpasar. Kedua, pada 1 Juli dengan suhu 23 derajat C di Stasiun Geofisika Denpasar.

Pada 7 dan 9 Juli, ada catatan suhu 19 derajat C di Pos Pengamatan di Karangasem; dan 6 Juli di Stasiun BMKG Negara, Bali, dengan suhu 21,4 derajat C.

Meski begitu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya menyebut catatan suhu minimum di wilayahnya itu belum masuk kategori ekstrem.

"Jika dibandingkan dengan nilai normalnya pada masing-masing lokasi masih pada batasan normal. Suhu udara masuk dalam kategori esktrem apabila terdapat selisih 3 derajat C dari nilai normal setempat," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/7).

Nyoman pun menyebut kondisi udara dingin ini adalah fenomena normal dan tak berbahaya.

"Kesimpulannya, kondisi suhu udara dingin yang berlangsung saat ini di wilayah Bali merupakan kondisi yang normal tiap tahunnya sehingga tidak ada bahaya yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

Nyoman menambahkan sejumlah faktor lain yang memicu suhu udara yang lebih dingin dari biasanya itu. Yakni, peredaran semu Matahari.

Sejak 21 Juni, posisi semu tahunan Matahari berada di titik balik utara, yakni 23,5 derajat lintang utara. Hal ini menyebabkan belahan Bumi utara (BBU) mengalami musim panas sedangkan belahan Bumi selatan (BBS) mengalami musim dingin.

Sementara, Pulau Bali terletak di sebelah selatan khatulistiwa. Kondisi ini membuat Pulau Dewata defisit sinar Matahari.

Di saat yang sama, permukaan Bumi memerlukan waktu untuk melepaskan energi panas yang diterima dan diserapnya saat mengalami surplus penyinaran Matahari.

Oleh karena itu, jelas Nyoman, suhu udara minimum terendah terjadi setelah Juli dan Agustus.

"Penyebab utamanya adalah gerak semu tahunan matahari yang mengakibatkan terjadinya monsun Australia dan berdampak pada parameter cuaca lainnya termasuk suhu udara," tutur dia.

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami