Legowo Dipecat PDIP, PAS Ungkap Kekecewaan Saat Nama Istri Dicoret H-1
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Mantan Bupati Buleleng dua periode, Putu Agus Suradnyana (PAS), mengungkapkan komitmennya untuk membawa perubahan positif ke Bali sebagai Calon Wakil Gubernur Bali.
Dalam pernyataannya, PAS menggarisbawahi niatnya untuk menyumbangkan ide dan pengalaman sebagai entrepreneur untuk memajukan daerah. Berbicara tentang masa lalu dan hubungan dengan PDIP, PAS mengaku legowo terhadap pengunduran dirinya dari partai dan siap menghadapi tantangan baru bersama calon gubernur sekaligus Ketua DPD Gerindra Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah.
"Kami memiliki chemistry yang kuat dan siap bekerja sama untuk Bali," ujar PAS, sembari menegaskan bahwa kemenangan dalam Pilgub Bali akan bergantung pada dukungan masyarakat dan mesin politik.
Baca juga:
Mulia-PAS Daftar ke KPU 29 Agustus Siang, De Gadjah: Target Seizin Tuhan Kami Ingin Menang
"Saya dihubungi Pak Made Muliawan, di mana ada sesuatu yang saya lihat dalam sisa umur saya ini, saya ingin membangun daerah-daerah lain untuk maju. Dari sisi profile saya seorang entrepreneur, tentu saja akan saya sumbangkan pikiran dan ide saya," ujar PAS mantan Bupati Buleleng dua periode ini, 2012-2017 dan 2017-2022.
PAS mengungkapkan jika ditempatkan sebagai Calon Wakil Gubernur Bali dan seandainya terpilih, ada peranan-peranan penting yang akan dilakukan PAS dan sudah menjadi suatu kesepakatan dengan Made Muliawan alias De Gadjah.
"Seperti di baliho kita, ada kata tagline: 'Bekerja, Berjuang, Bersama, dan Saling Melengkapi'. Jika ada sisi dari Pak Made yang kurang, di sana saya akan melengkapi, begitu juga sebaliknya. Hal ini lama kita diskusikan, sehingga kita bisa saling percaya. Ada Chemistry yang kita satukan," ucapnya.
Hubungan dengan PDIP Bali, diklaim PAS sudah lama. mendengar isu-isu atau gosip hendak dikeluarkan dari partai banteng bermoncong putih tersebut. Meski sempat menjabat posisi penting sebagai Ketua DPC PDIP Buleleng, tetapi PAS tampaknya sudah legowo dikeluarkan dari PDIP.
"Isu-isu itu sudah lama saya dengar, kalau saya itu mau dikeluarkan. Sudah lama itu, tetapi saya resminya mungkin saya terima surat, tapi suratnya belum saya baca isinya. Ya saya dikeluarin (Resmi bukan kader PDIP-red)," ucapnya pria asal Desa Banyuatis, Buleleng ini.
Bagi PAS, sejak mendengar isu akan dikeluarkan PDIP, ia sudah jarang untuk mengikuti kegiatan atau acara seremonial di PDIP.
"Jadi saat itu, saya sudah dengar gosipnya. Saya lalu mulai jarang ikut acara di PDIP, bagi saya juga hal yang menyakitkan bagi seorang mantan Bupati Buleleng dua periode, di mana istrinya terpaksa mengikuti kuota perempuan untuk maju, karena saya sebagai ketua DPC PDIP Buleleng, harus serius. Namun, H-1 dicoret. Kalau H-3, mungkin banyak yang mau merebut Ibu, (Ny. Aries Sujati Suradnyana) untuk maju Bupati Buleleng. Tapi, saya ngak mau, sudahlah," bebernya.
Baca juga:
Koster Ancam Sanksi Putu Agus Suradnyana
Menurut PAS, sejak ikut membesarkan PDIP dari tahun 1996 di Buleleng. Dia merasakan pahit manisnya berjuang bersama para kader-kader PDIP di Bali Utara.
"Ya saya ikut membesarkan PDIP dari Tahun 1996, saya rasa masyarakat Buleleng sudah tahu, terutama dengan angkatan lawas di Buleleng. Nah, kalau mereka-mereka itu akan baru, dulunya Buleleng masih ribut-ribut, saya sudah masuk di wilayah Buleleng. Jadi, maaf saja, mereka tidak banyak tahu sejarahnya. Mulai dari nggak punya mesin ketik di PDIP, mereka tidak tahu. Tapi, ngak apa-apa, saya sih legowo saja," ucapnya.
PAS menduga apabila keberadaanya di PDIP bagi sebagian pihak menjadi pesaing atau batu sandungan.
"Saya pikir, mereka menganggap saya sebagai batu sandungan. Jadi, kan lebih baik ditendang kan. Sudah, ya ga apa-apa. Saya fine-fine saya, ngak masalah," tegasnya.
Sementara itu, mengenai langkah strategis meraih persentase suara tinggi di Buleleng. PAS menyebutkan seluruhnya tergantung dari masyarakat.
"Ya, itu tergantung dari masyarakat. Baik Gerindra, juga memakai mesin partainya. Termasuk Partai-partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM), memakai mesin partai. Kalau saya lihat jumlah anggota dewan di Buleleng, baik KIM dan PDIP, ya saya rasa kita haruslah menang. Belum lagi dengan saya yang sudah bergaul dan bermasyarakat di desa-desa Buleleng," ucapnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/tim