search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengatasi Kebosanan Seksual
Senin, 10 Juni 2024, 14:26 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Mengatasi Kebosanan Seksual

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Andi dan Siska telah menikah selama delapan tahun. Pada awalnya, kehidupan seksual mereka sangat aktif dan penuh gairah. Namun, seiring berjalannya waktu, rutinitas kehidupan sehari-hari mulai mengambil alih. Andi yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai manajer di sebuah perusahaan teknologi, sering pulang terlambat dan lelah. 

Siska, yang bekerja paruh waktu sebagai guru, juga merasa kewalahan dengan tanggung jawab rumah tangga dan mengurus dua anak mereka. Tanpa disadari, hubungan seksual mereka menjadi jarang dan terasa seperti sebuah kewajiban. Mereka berdua mulai merasakan kebosanan yang menggerogoti hubungan intim mereka. Andi bahkan pernah mengaku pada sahabatnya bahwa seks kini terasa "monoton" dan tidak lagi menyenangkan seperti dulu. 

Siska, di sisi lain, merasakan bahwa hubungan intim mereka menjadi terlalu terjadwal dan kaku. Tak ada lagi spontanitas atau keintiman emosional yang dulu pernah ada. Keduanya tahu bahwa sesuatu perlu diubah, tetapi tidak tahu bagaimana cara memulainya.

Kebosanan seksual adalah masalah yang sering dialami oleh pasangan yang telah lama bersama. Meski mungkin memalukan untuk dibicarakan, kebosanan seksual adalah hal yang normal dan umum terjadi dalam hubungan jangka panjang. Namun, ketika kebosanan ini dibiarkan tanpa ditangani, bisa mengganggu keintiman dan membuat pasangan merasa jauh secara emosional dan fisik. 

Beberapa faktor umum yang menyebabkan kebosanan seksual antara lain:

- Rutinitas yang Berulang: Melakukan hal yang sama berulang kali, termasuk dalam hal seks, bisa membuat segalanya terasa monoton.

- Kurangnya Spontanitas: Ketika seks menjadi terlalu terjadwal atau dipaksa, hal ini bisa menghilangkan unsur kejutan dan gairah.

- Tanggung Jawab yang Berat: Kesibukan dalam pekerjaan, mengurus anak, dan tanggung jawab rumah tangga sering kali membuat pasangan lelah dan kehilangan minat pada seks.

- Kurangnya Komunikasi: Ketika pasangan tidak terbuka mengenai kebutuhan dan keinginan seksual mereka, kebosanan bisa berkembang tanpa disadari.

Bagaimana Mengatasi Kebosanan Seksual?

Bagi pasangan seperti Andi dan Siska, kebosanan seksual bisa diatasi dengan komitmen untuk memperbaiki hubungan mereka dan menghidupkan kembali gairah yang pernah ada. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa membantu:

1. Komunikasi Terbuka
Langkah pertama untuk mengatasi kebosanan seksual adalah dengan membicarakannya secara terbuka dengan pasangan. Seperti yang dilakukan Andi dan Siska, mereka perlu duduk bersama dan berbicara tentang perasaan mereka, tanpa rasa takut atau malu. Kebosanan seksual bukan tanda kegagalan, melainkan sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diubah. Diskusi ini harus dilakukan dengan lembut dan tanpa menyalahkan satu sama lain. 

Ini adalah waktu yang tepat untuk membahas fantasi, preferensi, atau hal-hal baru yang ingin dicoba dalam kehidupan seksual mereka. Mungkin salah satu pasangan memiliki keinginan yang belum pernah diungkapkan karena takut ditolak, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mulai mengeksplorasi lebih jauh.

2. Mencoba Hal Baru
Salah satu penyebab utama kebosanan adalah rutinitas yang tidak berubah. Untuk mengatasinya, pasangan bisa mencoba hal-hal baru dalam kehidupan seksual mereka. Ini bisa berupa mencoba posisi baru, menggunakan mainan seks, atau bahkan melakukan seks di tempat yang berbeda dari biasanya, seperti hotel atau tempat liburan. 

Hal baru tidak selalu harus berhubungan dengan aktivitas seksual yang ekstrem. Bisa juga sesederhana mengubah suasana kamar, menambahkan pencahayaan yang berbeda, atau bahkan mengenakan pakaian tidur yang lebih menggoda. Andi dan Siska, misalnya, memutuskan untuk mencoba mengubah lingkungan kamar tidur mereka dengan musik lembut dan pencahayaan lilin. Hal ini memberikan sentuhan baru dan membantu mereka keluar dari kebiasaan yang monoton.

3. Menghidupkan Kembali Romansa
Romansa sering kali terabaikan dalam hubungan jangka panjang. Membangun kembali keintiman emosional bisa membantu memulihkan keintiman fisik. Pasangan bisa merencanakan kencan malam, menonton film bersama, atau bahkan melakukan perjalanan singkat tanpa anak-anak. 

Andi dan Siska, setelah berdiskusi, memutuskan untuk mulai meluangkan waktu khusus untuk diri mereka sendiri. Mereka merencanakan kencan malam setiap bulan, di mana mereka fokus pada satu sama lain tanpa gangguan dari pekerjaan atau anak-anak. Keintiman emosional ini membantu membangun kembali koneksi yang hilang dan menghidupkan kembali gairah dalam hubungan mereka.
 
4. Memperbaiki Pola Hidup
Kebosanan seksual juga bisa disebabkan oleh faktor fisik, seperti kelelahan, stres, atau masalah kesehatan. Memperbaiki pola hidup dengan menjaga kesehatan fisik dan mental bisa memberikan energi dan dorongan baru dalam kehidupan seksual. 

Ini termasuk menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mendapatkan cukup istirahat. Siska menyadari bahwa kelelahan adalah salah satu penyebab utama menurunnya dorongan seksualnya. Ia memutuskan untuk lebih banyak berolahraga dan menjaga pola tidur yang lebih baik, dan hasilnya, ia merasa lebih energik dan lebih siap untuk kembali menikmati hubungan intim dengan suaminya.

5. Mengatasi Stres dan Beban Psikologis
Stres adalah salah satu penyebab terbesar kebosanan seksual. Ketika seseorang merasa tertekan atau terbebani oleh pekerjaan atau tanggung jawab keluarga, sulit untuk merasa rileks dan menikmati kehidupan seksual. 

Mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau sekadar meluangkan waktu untuk diri sendiri dapat membantu meringankan beban ini. Andi, misalnya, mulai melakukan meditasi ringan setiap pagi untuk mengurangi stres kerja yang sering kali terbawa hingga ke rumah. Dengan tingkat stres yang lebih rendah, ia merasa lebih tenang dan lebih siap untuk fokus pada hubungannya dengan Siska.

6. Terapi Seksual atau Konseling Pasangan
Jika kebosanan seksual tidak dapat diatasi dengan cara-cara di atas, pasangan dapat mempertimbangkan untuk mengikuti terapi seksual atau konseling pasangan. Seorang terapis berlisensi dapat membantu pasangan mengenali akar masalah dan menawarkan strategi khusus untuk memperbaiki kehidupan seksual mereka.

Kebosanan seksual adalah masalah yang umum dalam hubungan jangka panjang, tetapi bukan berarti hubungan tersebut tidak bisa diselamatkan. Seperti yang dialami oleh Andi dan Siska, dengan komunikasi yang baik, usaha untuk mencoba hal-hal baru, dan fokus pada kebahagiaan satu sama lain, kebosanan bisa diatasi, dan kehidupan seksual yang memuaskan dapat kembali. 

Meskipun mungkin perlu waktu dan upaya, penting bagi pasangan untuk tetap berkomitmen menjaga keintiman, baik fisik maupun emosional, dalam hubungan mereka.
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami