Namibia Bakal Potong 700 Hewan Liar, Dibagi ke Warga Atasi Kelaparan
beritabali.com/cnnindonesia.com/Namibia Bakal Potong 700 Hewan Liar, Dibagi ke Warga Atasi Kelaparan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Namibia akan membagikan daging sekitar 700 hewan liar untuk mereka yang menderita kelaparan.
Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata Namibia merinci hewan-hewan yang akan dimusnahkan. Binatang itu diantaranya 83 gajah, 30 kuda nil, 60 kerbau, 50 impala, 100 rusa kutub biru, dan 300 zebra.
Salah satu tujuan pemotongan hewan tersebut untuk mengatasi kelaparan karena kekeringan yang melanda Namibia.
"Kami senang bisa membantu negara ini di masa yang sangat sulit ini dan saat benar-benar dibutuhkan," demikian menurut kementerian itu, Senin (2/9), dikutip CNN.
Pemerintah menyatakan hewan-hewan yang akan dipotong berasal dari taman nasional di Namibia. Mereka mengklaim jenis hewan itu dipilih karena tergolong binatang yang mudah berkembang.
Pemerintah juga menyebut tujuan program ini membantu korban yang terdampak imbas kekeringan.
"Untuk program ini, 83 gajah dari daerah konflik yang teridentifikasi akan dimusnahkan, (dan) dagingnya akan dialokasikan untuk program bantuan kekeringan," lanjut rilis itu.
Pemerintah mengklaim pogram pemusnahan ini akan memperbanyak ketersediaan air karena satwa liar bakal berkurang terutama di daerah dengan populasi hewan yang masif.
Selain itu, program tersebut juga bertujuan mengurangi potensi konflik antara gajah dan manusia, yang bisa meningkat selama musim kemarau.
Hewan liar kerap berselisih dengan manusia saat mencari makanan dan air.
Namun, rencana pemotongan dan pembagian daging satwa liar menuai kritik.
Ahli biologi konservasi dan konsultan sumber daya alam, Keith Lindsay, mengatakan program itu berpotensi meningkatkan permintaan daging hewan liar.
Dia memandang pemotongan hewan dalam jumlah banyak tak akan terus terjadi.
Hewan liar, lanjut Lindsay, juga jauh lebih rentan mempengaruhi kondisi musim dan krisis iklim dibanding dengan hewan ternak.
Namibia sedang dilanda kekeringan parah beberapa waktu terakhir. Banyak hewan liar yang mati dan sumber air sangat sulit ditemukan.
Pada Mei, pemerintah bahkan mengumumkan keadaan darurat karena situasi itu.
Sekitar 1,4 juta orang atau setengah dari populasi di negara itu, diperkirakan menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net