search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dekrit Putin Jadikan Rusia Negara Kedua Tentara Terbanyak di Dunia
Rabu, 18 September 2024, 10:08 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Dekrit Putin Jadikan Rusia Negara Kedua Tentara Terbanyak di Dunia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia mengumumkan telah menambah jumlah pasukan menjadi 1,5 juta tentara aktif menyusul kemunculan "ancaman" baru di sepanjang perbatasannya, termasuk sikap permusuhan negara Barat.

Penambahan jumlah pasukan ini tertera dalam dekrit yang diteken Presiden Vladimir Putin pada Senin (16/9). Dalam dekrit itu, Putin menambah jumlah pasukan aktif Rusia sebanyak 180.000 menjadi 1,5 juta personel.

Dengan jumlah tersebut, menurut media Moskow, Rusia menjadi negara kedua dengan jumlah personel militer aktif terbanyak di dunia.

"Ini (penambahan pasukan) disebabkan oleh banyaknya ancaman yang ada bagi negara kita di sepanjang perimeter perbatasan kita," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan di Moskow.

"Itu disebabkan oleh situasi yang sangat bermusuhan di perbatasan barat dan ketidakstabilan di perbatasan timur," tambahnya seperti dikutip AFP.

Berdasarkan data, saat ini China menjadi negara dengan jumlah tentara aktif terbanyak yakni mencapai lebih dari 2 juta personel. Sementara itu, India dan Amerika Serikat masing-masing berada di posisi ketiga dan keempat dengan jumlah 1,4 dan 1,3 juta personel.

Ini ketiga kalinya Putin memerintahkan peningkatan jumlah pasukan sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Menurut perkiraan pemerintah, sebanyak 700 ribu pasukan Rusia telah bertempur di Ukraina sampai saat ini.

Sementara itu, dalam enam minggu terakhir, Rusia telah mengerahkan pasukan untuk menghentikan serangan lintas perbatasan Ukraina di wilayah Kursk-nya, dan juga meningkatkan serangannya di timur Ukraina.

Ukraina dan Rusia jarang menerbitkan data tentang korban militer, tetapi perkiraan analis independen menunjukkan masing-masing militer kedua belah pihak mengalami kejatuhan korban tewas hingga ribuan prajurit sejak invasi Moskow berlangsung.

Penambahan pasukan ini juga dilakukan Putin kala Rusia sejak lama mengeluhkan ancaman di perbatasannya, terutama dari perluasan negara-negara Eropa timur yang bergabung dengan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Putin menganggap perluasaan keanggotaan NATO di negara-negara Eropa timur sama saja mempersiapkan perang dengan Rusia.

Sementara itu, NATO menekankan bahwa mereka adalah aliansi defensif dan tidak mencari konfrontasi dengan Moskow. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami