Penanganan Sampah di Karangasem Belum Maksimal
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Persoalan sampah di Kabupaten Karangasem, masih menjadi masalah klasik yang tak kunjung teratasi secara maksimal hingga saat ini.
Penerapan pemilahan sampah berbasis sumber pun tampaknya belum terlaksana dengan maksimal, menyusul masih tingginya produksi sampah khususnya sampah di perkotaan.
"Volume sampah di Bumi Lahar tiap harinya terus mengalami peningkatan. Kiriman sampah dari Kota Karangasem perhari sekitar 40 sampai 50 ton, bahkan 100 ton saat ada upacara, sedangkan kapasitas TPA Butus sudah hampir overload," Kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karangasem, I Nyoman Tari belum lama ini.
Sementara itu, kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) Butus di Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem kondisinya sudah hampir overload. Volume sampah di TPA Butus saat ini hampir mencapai 95 persen dari kapasitasnya.
"Artinya ada sisa ruang kosong sekitar 5 persen. Sisanya hanya mampu menampung sampah untuk 6 bulan jika campuran, namun jika sampah yang sudah dipilah, kemungkiman cukup setahun," ujarnya.
DLH Karangasem sendiri mengaku, sudah sempat melakukan studi banding ke Kabupaten Badung untuk mempelajari terkait penanganan permasalahan sampah, dimana Pemkab Badung telah menggunakan alat yang bernama insinerator, alat ini pun dinilai cukup produktif untuk mengatasi sampah.
Menurut Tari, insinerator sendiri mampu mengolah sampah hingga 15 ton perhari. Dengan dampak dari pengolahannya juga tidak besar, ramah dengan lingkungannya serta asap yang dikeluarkan berwarna putih, tidak hitam seperti peralatan lainnya.
"Kemarin kita sudah koordinasi dan komunikasi dengan Sekda Karangasem terkait alat untuk mengatasi sampah. Rencananya kita akan lakukan pengadaan di Perubahan 2024. Anggaran yang usulkan sekitar Rp4 milliar lebih, untuk 1 unit alat, semoga di tahun 2025 bisa ditambah alatnya," tandasnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/krs