search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masuk Kabinet Trump, Elon Musk Beber Siapa Saja Yang Bakal Ia Pecat
Kamis, 28 November 2024, 12:14 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Masuk Kabinet Trump, Elon Musk Beber Siapa Saja Yang Bakal Ia Pecat

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengungkap daftar nama pegawai negeri sipil (PNS) Amerika Serikat yang akan dia pecat ketika resmi menjabat sebagai pimpinan Departemen Efisiensi Pemerintah kabinet presiden terpilih Donald Trump.

Musk pekan lalu mengunggah ulang dua unggahan di X yang mengungkapkan nama dan identitas lain PNS yang memegang jabatan terkait iklim.

Akun para pegawai pemerintah tersebut langsung jadi target serangan warganet sampai-sampai satu dari empat pegawai menghapus akun media sosialnya.

Salah satu unggahan itu berbunyi: "Saya rasa pembayar pajak AS tidak perlu menggaji pekerjaan 'Direktur Diversifikasi Iklim' di US International Development Finance Corporation."

Dalam unggahan ulangnya, Musk mengatakan bahwa ada banyak "pekerjaan palsu" yang diberikan pada kalangan pejabat AS saat ini. Komentar orang yang menyatakan dirinya sebagai 'pendukung kuat iklim' itu pun membuat warganet membanjiri unggahan tersebut dengan komentar negatif.

Netizen pada dasarnya melontarkan komentar kepada para PNS. Mereka bahkan mendesak Departemen Efisiensi Pemerintahan yang dikepalai Musk untuk mengurangi pekerjaan semacam itu.

US International Development Finance Corporation merupakan perusahaan yang mendukung investasi dalam mitigasi, ketahanan, dan adaptasi iklim di negara-negara berpenghasilan rendah yang mengalami dampak paling dahsyat dari perubahan iklim.

Berdasarkan database publik, para pegawai pemerintah yang identitasnya diungkap merupakan perempuan. Jabatan mereka tidak berurusan langsung dengan publik.

Aksi Musk ini pun membuat was-was sejumlah pegawai federal yang bekerja di balik layar. Kepada CNN, mereka mengaku khawatir Musk akan memecat mereka dan yang lebih parah membuat mereka menjadi target kemarahan publik.

"Taktik ini ditujukan untuk menabur teror dan ketakutan pada pegawai federal," kata Presiden American Federation of Government Employees American Federation of Government Employees, Everett Kelley.

"Ini dimaksudkan untuk membuat mereka ketakutan sampai-sampai takut untuk buka suara," lanjut dia.

Langkah Elon Musk semacam ini sebetulnya bukan hal baru. Ia sejak dulu dikenal kerap menargetkan individu yang dinilai telah membuat kesalahan atau menghalangi jalannya.

Seorang mantan pegawai federal, yang sebelumnya menjadi sasaran Musk, Mary Cummings, mengungkapkan bahwa dia dulu mengalami hal yang sangat mirip seperti sekarang.

"Ini adalah caranya mengintimidasi orang untuk berhenti atau mengirim sinyal ke semua lembaga bahwa 'Anda berikutnya'," kata Cummings, seorang profesor teknik dan ilmu komputer di Universitas George Mason yang membuat marah Musk karena kritiknya terhadap Tesla ketika dia bekerja di Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional.

Dalam sebuah wawancara, Cummings pernah mengaku mendapat serangkaian serangan imbas aksi Musk, salah satunya ancaman pembunuhan. Ia sampai harus pindah agar tak menjadi bulan-bulanan warga.

Presiden terpilih AS Donald Trump menunjuk Elon Musk masuk dalam kabinetnya. Trump memberikan jabatan kepada Musk di Departemen Efisiensi Pemerintah (US Department of Government Efficiency) guna mengurus masalah keuangan dan efisiensi bujet pemerintahan.

Musk akan didampingi mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Viviek Ramaswamny, dalam memimpin badan baru yang akan resmi berdiri saat pelantikan Januari 2025 mendatang.

"Musk dan Ramaswamy akan membuka jalan bagi pemerintahan saya untuk membongkar birokrasi pemerintahan, memangkas regulasi berlebihan, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, serta merestrukturisasi lembaga-lembaga federal," ucap Trump pada Selasa (12/11) seperti dikutip Reuters. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami