Waspada Curah Hujan Tinggi di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Curah hujan tinggi yang melanda Provinsi Bali membawa sejumlah tantangan dalam penanggulangan bencana. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, dalam 24 jam terakhir hingga Minggu, 12 Januari 2025 pukul 18.00 Wita, sejumlah bencana dilaporkan.
Berikut adalah rangkumannya:
Pohon tumbang di empat titik: satu di Kabupaten Karangasem, satu di Kabupaten Bangli, dan dua di Kabupaten Gianyar. Dampaknya nihil korban jiwa, namun kerugian mencapai Rp 5 juta.
Dahan pohon patah di Kabupaten Tabanan, tanpa laporan korban jiwa atau kerugian materi.
Banjir di dua lokasi: Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung. Tidak ada korban jiwa, dan nilai kerugian belum dilaporkan.
Tanah longsor di satu titik di Kabupaten Klungkung tanpa korban jiwa maupun kerugian material yang signifikan.
Banjir bandang dan tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Klungkung, dengan dampak serupa.
BBMKG Wilayah III Badung memperingatkan bahwa Bali kini berada di puncak musim hujan. Potensi curah hujan tinggi membawa risiko bencana seperti pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi risiko ini.
1. Pohon Tumbang dan Dahan Patah
Hujan lebat disertai angin kencang sering menyebabkan pohon tumbang, terutama jika kondisi tanah menjadi gembur. Fenomena ini dapat membahayakan keselamatan warga dan merusak infrastruktur.
2. Banjir
Kota Denpasar dan Klungkung menjadi contoh daerah yang rentan terhadap banjir. Sistem drainase yang belum memadai menyebabkan air menggenangi permukiman dan jalan raya.
3. Tanah Longsor
Kondisi geografis Bali yang berbukit meningkatkan risiko tanah longsor. Area dengan vegetasi minim dan erosi tanah menjadi titik rawan longsor, yang dapat mengisolasi wilayah terdampak.
Kalaksa BPBD Provinsi Bali I Made Rentin mengimbau masyarakat untu memangkas pohon dan ranting berisiko tumbang di sekitar tempat tinggal, memantau area rawan bencana seperti daerah aliran sungai dan lereng bukit.
Mengikuti informasi cuaca terkini dari BMKG untuk langkah antisipatif, menyiapkan tas siaga bencana berisi makanan, air minum, senter, obat-obatan, dan dokumen penting dan berpartisipasi dalam pelatihan mitigasi bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan komunitas.
Menurutnya, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana. Dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas dalam menghadapi ancaman bencana, Bali dapat mewujudkan visi sebagai daerah tangguh bencana.
Editor: wids
Reporter: bbn/tim