Pengusaha Konstruksi di Bali Rela Jual Mobil
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Demi menjaga nama baik perusahaan, pengusaha konstruksi di Bali yang tergabung dalam 13 asosiasi terpaksa harus rela menjual mobil bahkan tanah sekalipun. Hal ini sebagai rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu proyek yang sudah dimenangkan saat dilakukan tender.
“Demi nama baik dan tetap mendapat kepercayaan di kemudian hari, tak sedikit anggota Gapensi yang terpaksa menjual mobil bahkan juga tanah demi menalangi pengerjakan proyek yang sudah dimenangkan dalam tender,†ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Bali, Made Dwipa Kusuma, di sela-sela acara Rakor Gapensi wilayah Bali, Nusra, dan Indonesia Timur, Sabtu (18/10).
Menurut Dwipa, semua itu dilakukan karena biaya yang dikeluarkan dalam sebuah proyek fisik sudah tak seimbang lagi dibanding harga ketika menang dalam tender.
Akibatnya, biaya proyek yang harus dikeluarkan membengkak cukup besar. Untuk menutupi selisih kekurangan itulah maka suka tidak suka, mau tidak mau harus ditanggung. Memang diakui ada usulan eskalasi menggunakan dana APBD maupun APBN, namun Dwipa maupun pengusaha lainnya tidak terlalu berharap karena prosesnya panjang.
Di Bali sendiri, kata Dwipa, dari sekitar 1.400 pengusaha jasa konstruksi, 95 % diantaranya adalah pengusaha kecil. Mereka kebagian proyek-proyek berskala kecil yang nilainya ratusan juta rupiah.
Sedangkan proyek-proyek besar seperti proyek pengamanan pantai lebih banyak digarap pengusaha luar Bali bahkan luar negeri. “Seperti proyek pantai yang nilainya sampai Rp 300 miliar ditangani pengusaha Jepang,†ujar Dwipa. (sss)
Reporter: bbn/rob