Diakibatkan Oleh Perubahan Pola Tanam
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Hasil analisis Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bali, menyebutkan kasus meluapnya air danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng terjadi salah satunya akibat perubahan pola tanam di daerah resapan air di hulu danau. Apalagi ditambah dengan peningkatan intensitas hujan yang terjadi di kawasan tersebut sejak awal tahun lalu.
[pilihan-redaksi]
Kepala BLH Bali Anak Agung Alit Sastrawan saat ditemui Beritabali.com di Renon, Kamis (24/3) mengungkapkan perubahan jenis tanaman dari tanaman taunan menjadi tanaman semusim di daerah hulu sungai telah menyebabkan tingginya debit aliran air permukaan yang menuju danau. Disisi lain aliran air permukaan juga membawa endapan yang menyebabkan danau menjadi semakin dangkal.
"Pola bercocok tanam yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi, itu memang terjadi dan mengakibatkan meningkatnya erosi, dengan demikian pada dasar danau kemungkinan terjadi sedimentasi, oleh karena itu daya tampung dana kemungkinan menurun," jelas Anak Agung Alit Sastrawan.
Alit Sastrawan mengakui sedang merencanakan untuk melakukan pengerukan dasar danau guna mengurangi endapan di dasar danau. berdasarkan data Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Buleleng, tahun 1980-an cakupan Danau Tamblingan memiliki luas 9,2 km persegi. Kemudian, airnya menyusut hingga luas cakupan Danau Tamblingan tinggal hanya 1,15 km persegi.
Namun kini Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng juga ikut meluap sejak Februari 2011 lalu. Akibatnya, ratusan hektare lahan terendam air.
Reporter: bbn/mul