search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Harimau Gembong Gunung Kelud Berkeliaran di Kandang Sapi
Kamis, 13 Februari 2014, 08:14 WITA Follow
image

wikipedia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Tanda-tanda Gunung Kelud akan meletus dengan perilaku hewan liar turun semakin tampak. Setelah kijang dan kera hutan, giliran harimau jenis gembong yang dikenal menghuni hutan Kelud ikut turun. Senin (10/2/2013) sekitar pukul 22.00 WIB, Harimau Gembong dipergoki berada di sekitar kandang sapi milik Gamur warga Dusun Sumberpetung, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Tadi malam masyarakat sini geger. Setelah ada kabar status Gunung Kelud naik menjadi siaga, seekor macan gembong berkeliaran di kandang sapi pak Gamur. Warga mengetahui adanya macan itu setelah sapi dan ternak warga terdengar umyek (gaduh)" ujar Bambang warga Sumberpetung, Selasa (11/2/2014).

Harimau Gembong yang dilihat beberapa orang warga berkeliaran di sekitar kadang sapi Gamur diyakini berasal hutan. Setelah terlihat oleh warga, hewan liar itu langsung pergi masuk ke hutan. "Seperti tahun 1990 lalu, tiga hari sebelum Gunung Kelud meletus, hewan-hewan liar dari hutan juga turun. Bahkan, di depan rumah saya, seekor harimau dan kijang berjalan menyusuri jalanan setapak," sahut Sumani, warga Dusun Sanding, Desa Babadan.

Selain seekor Harimau Gembong, kemarin malam, warga juga melihat jejak ular gunung raksasa di kawasan hutan karet di Dusun Sumberpetung. Jejak binatang melata itu pagi tadi menjadi perhatian warga, utamanya anak-anak.

"Biasanya kalau sudah banyak hewan liar yang turun, waktu meletus Gunung Kelud sudah dekat. Seperti pada tahun 1966 dan 1990. Oleh karena itu, kami sudah mengemasi barang-barang. Jadi, sewaktu kelud meletus, bisa langsung pergi," imbuh Sumani. Status Gunung Kelud berada di level siaga. Pada sore ini, puncak Gunung Kelud diguyur hujan lebat. Sementara jarak pandang sekitar 5 meter, karena tertutup kabut tebal.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikan status Gunung Kelud dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Hal tersebut menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik dari Gunung Kelud, pada Senin (10/2/2014) sore. Dengan dinaikannya status Gunung Kelud, masyarakat baik pendaki, wisatawan maupun warga sekitar untuk sementara tidak mendekati puncak kawah gunung yang terletak di Blitar, Jawa Timur itu. Kepala PVMBG juga telah melaporkan kepada Kepala BNPB terkait peningkatan status Siaga.

"Peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik menunjukkan peningkatan dan didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, data suhu air panas di Kawah Gunung Kelud dan pemantauan visual menunjukkan peningkatan," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Sutopo melanjutkan, daerah yang berpotensi terlanda bahaya letusan G. Kelud pada Kawasan Rawan Bencana III (KRB III) merupakan kawasan yang selalu terancam awan panas, gas racun, lahar letusansan, aliran lava, dan kawasan yang sangat berpotensi tertimpa lontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat dalam radius 2 km dari pusat erupsi.

Pada radius 2 km tidak ada permukiman. Sedangkan pada Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan lahar letusan, serta kawasan yang berpotensi tertimpa lahar hujan dan hujan abu lebat dalam radius 5 km dari pusat erupsi.

"Pada radius 5 km diperkirakan ada sekitar 100 jiwa penduduk. Masyarakat yang berada dalam KRB II untuk selalu waspada dan memperhatikan perkembangan Gunung Kelud yang dikeluarkan oleh PVMBG," jelasnya. Sebelumnya Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, telah melakukan koordinasi dengan BPBD Blitar, BPBD Malang, dan Pemda Kediri untuk menyiapkan rencana kontinjensi.

BNPB akan melakukan langkah-langkah penanganan lebih lanjut bersama kementerian/lembaga dan pemda. Masyarakat dihimbau untuk waspada.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami