search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PHDI : Terdapat 60 Titik Suci di Teluk Benoa, Tidak Boleh Diurug
Selasa, 12 April 2016, 16:05 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat menegaskan jika di kawasan Teluk Benoa terdapat 60 titik kawasan suci. Dharma Adhyaksa PHDI Pusat, Ida Pedande Gde Ketut Sebali Tianyar Arimbawa menyatakan jika 60 titik kawasan suci di kawasan Teluk Benoa itu terdiri dari
 
Pura Pesisir Pantai, Pura Karang Tengah yang diyakini sebagai 'Pura Niskala' di tengah teluk, campuhan dan campuhan agung karena mengaliri tujuh sungai ke Teluk Benoa, loloan, muntig dan lain sebagainya.
 
Dengan demikian, maka sulit mereklamasi Teluk Benoa. Sebali Tianyar juga menegaskan jika sepertiga kawasan di Bali rawan terhadap bencana. 
 
"Tiap musim hujan, air di kawasan Sesetan naik 30 persen. Dari hasil penelitian, pada tahun 2030 kutub utara dan selatan akan mencair. Sementara kita tidak bersiap diri terkait hal itu," ucap Sebali Tianyar saat memberi keterangan resmi di Denpasar, Selasa (12/42016).
 
Keputusan PHDI, kata Sebali Tianyar, tak hanya untuk kepentingan Bali semata, namun juga untuk Indonesia, bahkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih luas yakni dunia. 
 
"Kalau ini untuk kepentingan bisnis, kita mendekati sesuatu yang bahaya. Kami sebagai rohaniawan Hindu yang mempelajari Weda, dan beberapa contoh bukan hanya di Bali, reklamasi mempunyai resiko yang sangat tinggi," jelasnya.
 
"Teluk itu akan diurug, air itu akan meluap ke mana-mana. Bagaimana nasib rakyat kami di pinggir pantai dari Sanur dan seterusnya yang dapat akibatnya. Kami berkewajiban, agar dunia ini kertha, aman, sejahtera, makmur, maka doa kami tidak hanya untuk orang Bali saja. Kami ingin dunia menjadi kertha, aman, selamat. Dosa bagi kami kalau hanya berdoa untuk diri sendiri. Semoga semuanya mendapatkan kesukaan," imbuhnya.
 
Sebagai rohaniawan, Sebali Tianyar mengaku pihaknya juga merupakan warga negara Indonesia. Ia sadar, meski sebagai rohaniawan dirinya adalah warga negara Indonesia yang mempunyai hak menyampaikan pengetahuannya kepada pemerintah, dan apa yang menjadi resiko yang juga pikirannya bersama. 
 
"Wajib kami menyampaikan usulan, permintaan, agar pemerintah betul-betul memperhatikan keselamatan penghuni Indonesia. Jika Bali dijadikan proyek jasa wisata, yang rugi semuanya. Kita wanti-wanti mengusulkan kepada pemerintah tolong dikaji ulang, sehingga memberikan manfaat sebanyaknya kepada kita semua," harapnya.
 
Ia juga mempertanyakan siapa pemilik lahan di Teluk Benoa jika sudah direklamasi nantinya. Dan berkaca pada reklamasi Teluk Jakarta, Sebali Tianyar menilai terjadi keributan yang luar biasa. Menurutnya, di Jakarta terjadi permainan antara 20, 15 hingga 5 persen. 
 
"Kalau tanah Teluk Benoa diurug, nanti siapa yang memiliki. Apakah masih tetap milik kita atau milik yang ngurug. Apa boleh ngurug, lantas mengambil tanah negara. Itu belum jelas, bagaimana sesungguhnya. Di Jakarta ributnya luar biasa. Kalau kita menyadari di Bali, kalau itu kurang tepat, mari kita perbaiki bersama, ada alternatif lain," ajaknya.
 
Ia mengurai, bhisama atau aturan tentang tata ruang yang dikeluarkan PHDI bertujuan agar udara di Bali betul-betul bisa dinikmati oleh semua. Baginya, ini persoalan alam dan manusia yang mana ada di dalamnya. Ia mengaku telah menyampaikan hal itu kepada Kementerian Hukum dan HAM agar dijadikan pedoman. Ia mengaku sempat terjadi perdebatan hebat, namun akhirnya dapat dimengerti jika hal itu untuk kepentingan bersama.
 
"Kalau kita lihat dari atas langit (pesawat) Teluk Benoa itu sangat indah. Tiada duanya di dunia ini. Saya berharap agar semua pihak di Indonesia mentaati peraturan ini," harapnya. 
 
 
Meski begitu, Sebali Tianyar enggan berbicara tegas apakah PHDI mendukung atau menolak reklamasi Teluk Benoa yang ramai dgunjingkan warga selama ini."Kita tidak dalam ranah ke sana. Kami ini rohaniawan. Hanya menegaskan jika ada 60 kawasan suci di Teluk Benoa," pungkasnya. 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami