Gencar Diberitakan Media, Pasutri Miskin di Buleleng Dapat Uluran Tangan Pemerintah
Rabu, 18 Januari 2017,
11:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Keberadaan Ketut Seken (53) dan Ketut Mariasih (51), pasangan suami istri kurang mampu di Banjar Dinas Kelod Margi, Desa Nagasepaha, Kabupaten Buleleng mendapat perhatian Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Merespon pemberitaan sejumlah media terkait keberadaan pasutri tersebut, Pastika mengutus Tim Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali untuk melihat secara langsung keadaan mereka, Senin (16/01).
Saat ditemui di rumahnya yang tak layak huni, kondisi Ketut Seken sangat memprihatinkan. Ia mengalami bengkak akibat diabetes yang dideritanya sejak enam tahun silam dan akhir-akhir ini kaki kanannya sering mengeluarkan darah. Akibat penyakit yang dideritanya itu, Ketut Seken tidak mampu lagi bekerja sebagai buruh serabutan. Hari-harinya Ia habiskan hanya duduk depan rumah dan terkadang membantu istrinya membuat “saab” atau penutup saji. “Saya mengalami diabetes sudah enam tahun lalu dan itu membuat saya tidak bisa bekerja, saat ini saya hanya mengandalkan istri saja untuk bekerja maupun mengurus rumah tangga," ujarnya.
Sedangkan istrinya Ketut Mariasih, sehari-hari bekerja serabutan, namun semenjak suaminya sakit dirinya memilih untuk bekerja dirumah dengan membuat kerajinan “saab”. “Karena suami saya sakit jadi saya tidak berani meninggalkan bekerja ke luar rumah, tapi saya juga harus berusaha memenuhi kebutuhan seharai-hari makanya saya membuat saab saja," katanya. Ia mengungkapkan bahwa dari hasil pembuatan "saab" yang di hargai Rp. 1.500 untuk ukuran kecil, Rp. 2.000 untuk ukuran sedang dan Rp. 15.000 untuk ukuran yang besar. Dari penjualan itu terkadang Ia hanya berhasil mengantongi uang Rp. 15.000 dan bahkan tidak sama sekali.
"Kalau kami tidak memiliki uang untuk makan, terkadang kami minta bantuan kepada kerabat terdekat atau saya mencari dedaunan sekitar yang bisa di masak, mau bagaimana lagi? Sedangkan kami punya anak laki-laki satu-satunya sudah menikah dan tinggal di Tabanan," ungkapnya lirih. Ia dan suaminya sangat mengharapkan bantuan bedah rumah dari Pemerintah, karena rumah yang ditinggalinya saat ini hanya berdindingkan batako dan seng. Saat hujan mereka harus rela untuk menahan dingin dan bocor.
Sementara itu, Perbekel Desa Nagasapaha I Wayan Sumeken, mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan oleh Gubernur Bali. Terkait dengan keberadaan Ketut Seken, pihaknya telah mengajukan usulan untuk dimasukkan ke dalam Rumah Tangga Sasaran (RTS) agar mendapatkan bantuan beras miskin. Namun sampai saat ini data yang diberikan oleh pihak perbekel belum diupdate oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng. Sehingga pihaknya tidak bisa memberikan bantuan raskin kepada Ketut Seken. Sedangkan untuk bedah rumah, Ketut Seken saat ini statusnya masih numpang di kebun jati milik Gede pala seluas 15 are. Karena status kepemilikan lahan tak memenuhi syarat mendapat bedah rumah, maka sampai saat ini mereka belum mendapatkan bantuan. Namun ke depan, pihaknya akan mengkoordinasikan kepada pemilik tanah agar dapat memberikan ijin untuk pembangunan bedah rumah di lahan itu.
Ia juga menyampaikan bahwa mengacu data terbaru, jumlah KK miskin di wilayahnya mengalami penurunan dari 559 KK menjadi 97 KK. Pihaknya terus berusaha untuk membantu warga dalam meningkatkan taraf perekonomian, misalnya dengan memfasilitasi berbagai potensi kerajinan yang ada disana seperti kerajinan perak, lukisan dan kerajinan tutup saji “saab”.
“Kami berharap dengan berbagai usaha dan program pemerintah yang ada, akan mampu mengatasi kemiskinan yang ada di desa kami," pungkasnya.
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: bbn/rob