Pembuatan Ogoh-Ogoh Wajib Menggunakan Bahan Ramah Lingkungan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar mewajibkan peserta lomba ogoh-ogoh menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Bahan ramah lingkungan yang dimaksud yaitu menggunakan ayaman bambu, kayu, kertas bekas, dan lain sebagainya.
Panitia meminta peserta tidak lagi menggunakan styrofoom/gabus dan spons sebagai bahan utama pembuatan ogoh-ogoh. Demikian disampaikan Kabid Kebudayaan, Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Made Wedana di Denpasar pada Jumat (19/1/2018).
Wedana menyampaikan untuk kerangka ogoh-ogoh atau kontruksi masih diperbolehkan menggunakan besi. "Tidak boleh menggunakan styrofoom/gabus,sedangkan untuk karet sandal dan kawat jaring dapat digunakan pada bagian aksesoris," jelas Wedana.
Wedana menegaskan dalam pelaksanaan lomba kali ini, karya ogoh-ogoh yang dilombakan wajib bertemakan Bhutakala. Adapun aspek yang menjadi poin penilaian yakni meliputi komposisi,kreatifitas, ekspresi dan yang paling penting adalah ketatan dalam penggunaan bahan ramah lingkungan.
Pendaftaran sedianya akan dibuka mulai 22 Januari s/d 22 Februari 2018, sedangkan untuk penilaian lomba ogoh-ogoh sedianya akan dilaksanakan pada 6-9 Maret 2018 yang dimulai dari Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Utara, Denpasar Selatan dan terakhir di Denpasar Timur. Dari lomba tersebut nantinya terdapat 32 pemanang dengan komposisi delapan sekaa di masing-masing kecamatan dan berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp. 10 juta.
Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram menjelaskan seperti tahun-tahun sebelumnya lomba ogoh-ogoh digelar dalam rangka menyambut hari suci Nyepi Caka 1940 tahun 2018. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Pemkot Denpasar yang secara berkesinambungan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk menunjukan kreatifitasnya.
Menurut Mataram, Denpasar sebagai Kota berwawasan budaya sesuai dengan misi kedua yakni memberdayakan masyarakat dengan berlandaskan lokal genius melalui budaya kreatif. Dimana, dalam rangka menunjang misi tersebut salah satunya adalah dengan melaksanakan lomba ogoh-ogoh antar sekaa teruna ini.
"Sebagai kota berwawasan budaya tentunya lomba ogoh-ogoh ini salah satu kegiatan ekonomi kreatif sesuai dengan misi Kota Denpasar sebagai kota kreatif yang berwawasan budaya unggulan," papar Mataram.
Mataram berharap agar nantinya musik pengiring ogoh-ogoh menggunakan alat musik tradisional, seperti Baleganjur, Tektek dan kesenian lainya dan khusus untuk penjagaanya wajib melibatkan pecalang desa.
"Jadi alat musiknya wajib menggunakan alat musik tradisional apakah Baleganjur atau yang lainya, kan banyak alat musik tradisional, jangan sampai menggunakan sound system, itu bukan kebuadayaan asli Bali," tegas Mataram.
Reporter: bbn/mul