search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Fokus di Catur Muka, 1.907 Polisi Dikerahkan Saat Pengerupukan
Rabu, 14 Maret 2018, 14:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar. Menjelang perayaan Nyepi Caka 1940 mendatang, Jajaran Polresta Denpasar mengerahkan pasukan yang jumlahnya mencapai 1.907 personel dalam pengamanan pawai ogoh-ogoh yang berlangsung pada malam pengerupukan, dipusatkan di patung Catur Muka, Jalan Gajah Mada, Denpasar. 
 
[pilihan-redaksi]
Menurut Wakapolresta Denpasar AKBP Nyoman Artana, jajaran Polresta bersinergi dengan TNI, Pecalang serta instansi terkait  pengamanan tersebut. Dalam pengamanan pawai ogoh-ogoh nantinya, Polresta Denpasar mengerahkan 1.907 personel dilapangan. Sementara di Denpasar sendiri terdata 1.130 ogoh-ogoh yang akan di arak masyarakat. “Fokus pengamanan dilaksanakan pada malam pengerupukan atau saat pawai ogoh-ogoh. Kami akan fokuskan pengamanan di patung Catur Muka,” tegas AKBP Artana, Selasa (13/3) kemarin.     
 
Perwira melati dua dipundak itu mengingatkan kepada masyarakat beberapa hal yang tak boleh dilakukan, pada malam pengarakan ogoh-ogoh. Yaitu pengarakan ogoh-ogoh tidak melewati batas lingkungan masing-masing untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa berpotensi menimbulkan benturan fisik atau bentrok. “Saya juga mengimbau musik yang dipakai mengiring ogoh-ogoh adalah baleganjur atau musik tradisional bukan yang lain,” ungkapnya. 
 
Kemudian, kepada pengusung ogoh-ogoh diharapkan tidak mengkonsumsi minuman keras karena bisa menjadi pemicu ketersinggungan yang bisa merusak perayaan hari pengerupukan. “Selesai pawai, ogoh-ogoh sebaiknya dibakar di lingkungan masing-masing, bukan ditaruh di sembarang tempat karena dapat mengganggu keindahan Kota Denpasar,”ujarnya. 
 
[pilihan-redaksi2]
Perwira asal Tabanan ini menjelaskan, menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1940 ini, pihaknya sudah melaksanakan rapat koordinasi dengan stakeholder dan instansi terkait. Perlu diketahui, Nyepi kali ini bersamaan dengan datangnya Hari Raya Saraswati. “Bila Nyepi dilaksanakan mulai pukul 06.00 Wita, diharapkan bagi masyarakat untuk melaksanakan persembahyangan Saraswati dari pukul 00.00 sampai pukul 05.00 dinihari,” imbuhnya. 
 
AKBP Artana mengajak masyarakat menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif di lingkungan masing-masing. Selain itu, Umat Hindu diharapkan melaksanakan catur brata penyepian atau empat pantangan yang dilaksanakan saat Nyepi, yaitu amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang). “Mari bersama-sama menjaga kerukunan, keharmonisan dan mulat sarira,” pintanya.(bbn/Spy/rob) 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami