Gaya Hidup Masyarakat Bali Selatan Cenderung Mengarah ke Kehidupan Mewah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Perilaku konsumtif masyarakat akibat perkembangan pariwisata telah membawa dampak pada berubahnya tata nilai hidup manusia di wilayah Bali Selatan. Dimana kebiasaan dan gaya hidup masyarakat Bali Selatan telah berubah menuju ke arah kehidupan mewah dan cenderung berlebihan.
[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam artikel ilmiah yang berjudul “Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat Wilayah Bali Selatan” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kepariwisataan dan Hospitalitas, Volume 1, Nomor 2 tahun 2017.
Para peneliti yang terdiri dari I Nyoman Urbanus dan Febianti menuliskan bahwa pola hidup konsumtif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu, termasuk motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian, dan konsep diri. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor di luar individu, termasuk kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga.
[pilihan-redaksi2]
Para peneliti yang berasal dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional memberikan analisis dampak negatif dari perilaku konsumtif, seperti dapat membiasakan seseorang untuk memiliki pola hidup boros, dapat membuat orang menjadi tidak lagi membedakan antara kebutuhan atau sekedar keinginan, dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tidak terpuji seperti mencuri, menodong, menjadi pemeras, membunuh dan melacur, dan apabila perilaku ini berkelanjutan bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya Korupsi Kolusi dan Nepotisme yang merugikan negara. Sedangkan, dampak positif perilaku konsumtif, dapat menghilangkan stres dan mengikuti perkembangan jaman.
Perkembangan sektor pariwisata harus diakui telah meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan serta memberikan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Dengan perkembangan sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pemerintah terutama dari segi pembiayaan.
Disisi lain, pembangunan pariwisata juga membutuhkan air bersih dan listrik, yang menyebabkan penggunaannya semakain banyak dan berdampak menurunnya jumlah sumber daya alam. Ditambah dengan adanya prilaku konsumtif masyarakat akan memperparah kondisi yang bisa menyebabkan degradasi lingkungan. [bbn/ Jurnal Kepariwisataan dan Hospitalitas/mul]
Reporter: bbn/mul