Denfest 2018: Gaungkan "Urban Playground", Permainan Tradisional Muara Kebahagiaan
Sabtu, 29 Desember 2018,
07:11 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Suasana riang gembira dibalut sorak sorai ratusan anak-anak turut memeriahkan perhelatan rutin di penghujung tahun milik Pemkot Denpasar. Dikemas dengan menggaungkan Urban Playgroud, festival tahun ini di kawasan Catur Muka memasuki penyelenggaraan ke-XI dan akan berlangsung hingga 31 Desember mendatang.
[pilihan-redaksi]
Gelaran Denpasar Festival (Denfest) tahun 2018 secara resmi dibuka pada Jumat (28/12) yang ditandai dengan penarikan Layangan Janggan oleh Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawaijaya Mantra bersama Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara serta Forkompinda Kota Denpasar.
Gelaran Denpasar Festival (Denfest) tahun 2018 secara resmi dibuka pada Jumat (28/12) yang ditandai dengan penarikan Layangan Janggan oleh Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawaijaya Mantra bersama Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara serta Forkompinda Kota Denpasar.
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Wakil Walikota IGN Jaya Negara menjelaskan bahwa gelaran Denfest tahun 2018 ini dikemas berbeda dengan mengedepankan aktivitas anak-anak. Dimana, Urban Playground ini menggambarkan karakteristik masyarakat Kota Denpasar yang teguh dalam melindungi dan memanfaatkan potensi dan pusaka sujana, religi, tradisi serta modernisasi yang saling bersinergi.
Lebih lanjut Rai Mantra menjelaskan bahwa di Kota Denpasar sendiri terdapat sedikitnya 62 jenis permainan tradisional. Hal inilah yang ingin disajikan dalam Denfest sehingga mampu memberikan warna berbeda serta wahana edukasi dini bagi masyarakat tentang pentingnya permain tradisional sebagai kearifan lokal Bali. “Kemasan yang berbeda ini kami sajikan guna memberikan nuansa edukasi serta pemahaman tentang permainan tradisional yang muaranya adalah memberikan kebahagiaan bagi masyarakat,” jelasnya.
Rai Mantra menambahkan bahwa revolusi industri 4.0 tentu membawa perubahan tersendiri serta kemajuan teknologi. Namun demikian hal ini menjadi tantangan bersama bahwa konteks sosial dan konteks rasa beranjak berkurang dan tentu menjadikan anak-anak bersifat individualis. “Urban Playground ini tentu kami ingin mengembalikan konteks ras dan konteks sosial anak-anak tak terlepas dari Denpasar sebagai Kota layak anak yang kini telah disandang Kota Denpasar,” kata Rai Mantra.
Untuk diketahui bahwa perhelatan Denfest tahun 2018 ini turut menyajikan sedikitnya 332 stand yang terbagi dalam stand pertanian, stand industri, fashion, wirausaha muda, mai jinggo, mai kopi, stand kuliner, dan stand pertanian. Tidak hanya itu, terdapat pula empat panggung yang terbagi atas panggung anak-anak, panggung utama, panggung kebudayaan, serta panggung hiburan zona heritage dengan beragam sajian tersendiri yang melibatkan 18 Sekaa Kesenian, 26 band, serta kemasan Denpasar Fashion Festival yang melibatkan guru SMP se-Kota Denpasar.
Dan yang terbaru dari Denfest tahun 2018 ini dimana turut diterapkan transaksi non tunai dengan menggandeng Go Pay, Ovo Money dan T-Money dikoordinir Bank BPD Bali. Serta diet sampah plastik bagi seluruh pengunjung dan pedagang turut menjadi konsen festival tahun ini.
Terkait pengurangan sampah Plastik, Rai Mantra menekankan bahwa sampah plastik tidak hanya menjadi tantangan pemerintah saja, melainkan seluruh masyarakat juga harus turut andil dalam penanganannya. “Kalau sampah plastik yang sulit terurai itu masih marak, maka seluruhnya akan menuju ke laut, kalau pantai sudah kotor maka pariwisata akan terancam dan sektor ekenomi Bali pun turut goyah,” paparnya.
[pilihan-redaksi2]
Sementara, Kordinator Hung Siwer selaku penggarap pembukaan, Arya Swastika mengatakan bahwa inagurasi bertajuk Den Pasar Manglila Cita ini turut melibatkan sedikitnya 300-an seniman yang didominasi oleh anak-anak. Dimana, Den Pasar manglila Cita sendiri mengandung makna Denpasar riang gembira dalam sajiannya juga turut ditampilkan beragam permainan anak-anak yang menggembirakan. Seperti halnya layang-layang, ogoh-ogoh, deduplak, tajog, mecag-cag, megoak-goakan, barong kedingkling, serta masih banyak permainan lainya.
Sementara, Kordinator Hung Siwer selaku penggarap pembukaan, Arya Swastika mengatakan bahwa inagurasi bertajuk Den Pasar Manglila Cita ini turut melibatkan sedikitnya 300-an seniman yang didominasi oleh anak-anak. Dimana, Den Pasar manglila Cita sendiri mengandung makna Denpasar riang gembira dalam sajiannya juga turut ditampilkan beragam permainan anak-anak yang menggembirakan. Seperti halnya layang-layang, ogoh-ogoh, deduplak, tajog, mecag-cag, megoak-goakan, barong kedingkling, serta masih banyak permainan lainya.
Sementara, salah seoarang siswa yang turut andil dalam pementasan Inagurasi, Yoa Aprilia asal SDN 4 Penatih mengaku bangga ikut serta dalam pembukaan Denfest tahun ini. Dimana, sajianya pun tidak biasa, yakni dapat memainkan permainan tradisional Bali di tempat umum. “Ya saya bangga dapat bermain dan bercanda ria bersama teman-teman dan memperkenalkan permainan tradisional Bali,” jelasnya. (bbn/humasddenpasar/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/eng