Redaksi Liputan6.com Kecam Pencatutan Medianya untuk Menyebarkan Hoaks
Selasa, 16 April 2019,
07:19 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Jakarta. Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati mengecam penyalahgunaan artikel dan pencatutan media online Liputan6.com tersebut untuk menyebarkan hoaks soal hasil perhitungan suara pada sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di luar negeri.
[pilihan-redaksi]
Padahal sebagaimana diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), penghitungan suara di luar negeri sama sekali belum dilakukan. Hoaks itu diedarkan, dengan modus mengarang sendiri hasil penghitungan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), menyelipkan link Liputan6.com, lalu disebarkan ke khayalak ramai.
Padahal sebagaimana diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), penghitungan suara di luar negeri sama sekali belum dilakukan. Hoaks itu diedarkan, dengan modus mengarang sendiri hasil penghitungan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), menyelipkan link Liputan6.com, lalu disebarkan ke khayalak ramai.
Redaksi Liputan6.com langsung bertindak cepat ketika muncul informasi melalui aplikasi chat yang mencatut nama Liputan6.com ini. "Liputan6.com sebagai media yang selalu menjaga kepercayaan publik akan berkomitmen menulis berita sesuai fakta dan ikut serta melawan hoaks yang makin marak," kata Irna.
Dikatakan pembaca yang teliti tentu akan mengklik link Liputan6.com yang ditautkan itu, dan mendapati bahwa isi berita Liputan6.com itu sama sekali tidak menulis soal hasil perhitungan suara. Sementara pembaca yang tidak mengklik link itu mungkin akan percaya bahwa penghitungan suara itu memang bersumber dari liputan6.com.
Hampir 19 tahun berdiri sebagai situs berita, Liputan6.com selalu menjaga kepercayaan publik dan berkomitmen serta ikut melawan hoaks yang bisa menganggu keadaban publik.
Tanggal 14 April 2019, beredar lagi capture atas nama Harian Rakyat Kalbar, memuat hoaks hasil penghitungan suara itu dan menulis Liputan6.com sebagai sumber datanya.
Padahal empat hari sebelumnya, tanggal 10 April 2019, Liputan6.com lewat berita dan postingan berbagai akun media sosial sudah membantah dan menegaskan nama Liputan6.com dicatut. Kami sungguh menyesalkan penulisan yang bersumber dari data hoaks itu dan mencatut nama Liputan6.com.
Pemred Harian Rakyat Kalbar Minta Maaf
Pemimpin redaksi (Pemred) Koran Rakyat Kalbar Mohamad Iqbal telah meminta maaf kepada redaksi Liputan6.com. "Mohon maaf atas kesalahan yang terjadi," kata Iqbal lewat pesan singkat, seraya berjanji akan memuat ralat di media mereka atas berita hoaks yang mencatut Liputan6.com itu.
Permohonan maaf juga mereka sampaikan lewat surat yang dikirimkan kepada Liputan6.com pada Senin petang, 15 April 2019. “Bersama ini kami memohon maaf kepada Legal Manager Kapanlagi Youniverse (KLY) beserta jajaran atas pemberitaan tersebut.
Kami mengakui bahwa berita tersebut tanpa konfirmasi kepada pihak Liputan6.com dan ini merupakan kelalaian kami,” kata Muhamad Iqbal, Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Kalbar.
Wenseslaus Manggut, Content Director Kapan Lagi Youniverse (KLY) yang juga membawahi media Liputan6.com, menyayangkan media yang langsung mengutip artikel tanpa mengecek lagi akurasinya.
"Kami tentu menyesalkan media yang mengutip data hoaks itu dan menyebarkannya ke publik. Dan agar publik tidak percaya dengan berita hoaks ini, teman-teman di Koran Rakyat Kalbar perlu meralat dan secara resmi menyampaikan permintaan maaf kepada kami di media mereka. Dan semoga ini menjadi pelajaran berharga,” ujar Wenseslaus
[pilihan-redaksi2]
Liputan6.com senantiasa menjunjung tinggi cara-cara kerja jurnalistik yang baik, memuliakan fakta, dan berkomitmen memerangi hoaks, yang berpotensi menganggu ketenangan kita bersama.
Liputan6.com senantiasa menjunjung tinggi cara-cara kerja jurnalistik yang baik, memuliakan fakta, dan berkomitmen memerangi hoaks, yang berpotensi menganggu ketenangan kita bersama.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Dewan Pers dan masuk dalam Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
“Tentu saja kami berkewajiban menghargai dan memelihara kehormatan itu. Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat,” kata Wenseslaus. (bbn/rls/rob)
Reporter: bbn/rls