Kurangi Krisis Air, Pemkab Jembrana Bangun Sumur Bor
Jumat, 28 Juni 2019,
11:43 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Beritabali.com, Jembrana. Untuk mengurangi krisis air di Kabupaten Jembrana, Pemkab Jembrana dibantu Kementrian PUPR di awal tahun 2019 membangun sumur bor dan instalasi pipa.
[pilihan-redaksi]
Untuk memastikan proyek tersebut berjalan dengan baik, Kamis (27/6) Wabup Kembang meninjau pembangunan sumur bor di Banjar Kaleran Kaja, Yehembang, Mendoyo. Peninjauan tersebut juga dihadiri oleh Kabid Cipta Marga Ketut Antara, Camat Mendoyo Putu Nova Noviana.
Untuk memastikan proyek tersebut berjalan dengan baik, Kamis (27/6) Wabup Kembang meninjau pembangunan sumur bor di Banjar Kaleran Kaja, Yehembang, Mendoyo. Peninjauan tersebut juga dihadiri oleh Kabid Cipta Marga Ketut Antara, Camat Mendoyo Putu Nova Noviana.
Kabid Cipta Marga Ketut Antara menyatakan pembangunan sumur bor sedalam 150 meter yang berkekuatan 5 liter per detik nanti diharapkan memenuhi kebutuhan air bagi 2.000-2.400 orang di Banjar Kaleran Kaja dan sekitarnya.
Selain di Desa Yehembang, sumur bor juga dibangun di Desa Warnasari. Sedangkan di Pendem dan Yehembang Kangin dibangun sistem pipa. “Ke semua proyek tersebut dibantu Kementrian PUPR melalui dana DAK," ungkapnya.
Sementara itu, Wabup Kembang menyatakan di akhir tahun 2019 sudah di usulkan pembangunan sumur bor di 3 titik melalui Kementrian ESDM dan dan di tahun 2020 diusulkan juga ke Kementrian ESDM pembangunan sumur bor di 10 titik di Kabupaten Jembrana.
“Harapannya nanti daerah–daerah yang selama ini kesulitan air di musim kemarau di Kabupaten Jembrana. Maka sumur bor ini menjadi solusinya,” ujar Kembang.
[pilihan-redaksi2]
“Dengan total 17 usulan yang astungkara bisa terealisasi semua, maka semua kesulitan kekeringan dan kesulitan air yang berkepanjangan bisa teratasi. Nantinya pengelolaan sumur bor akan di serahkan ke PDAM, Bumdes atau pun swadaya. Kalau jaman dulu sering di sebut kebutuhan JALI (jalan air listrik), untuk jalan dan listrik sudah bisa dilaksanakan sedangkan air diharapkan melalui sumur ini,” imbuh Kembang.
“Dengan total 17 usulan yang astungkara bisa terealisasi semua, maka semua kesulitan kekeringan dan kesulitan air yang berkepanjangan bisa teratasi. Nantinya pengelolaan sumur bor akan di serahkan ke PDAM, Bumdes atau pun swadaya. Kalau jaman dulu sering di sebut kebutuhan JALI (jalan air listrik), untuk jalan dan listrik sudah bisa dilaksanakan sedangkan air diharapkan melalui sumur ini,” imbuh Kembang.
Sementara itu Kelian Banjar Kaleran Kaja, Wayan Balik Darsana, mengakui di setiap kemarau Banjar Kaleran kekurangan air lantaran debitnya yang kecil. “Dengan adanya sumur bor ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air di masyarakat yang biasanya selalu kesulitan saat musim kemarau,” kata Darsana. (bbn/jim/rob)
Berita Jembrana Terbaru
Reporter: -