Batu Situs Pesaban Berumur 30.000 Tahun, Usia Pahatan Relief Perlu Diteliti
Rabu, 31 Juli 2019,
11:35 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Pesaban. Keberadaan situs ukiran wayang di atas batu, di kawasan Manukaya Dagdag, Desa Pesaban, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, akhirnya terungkap. Pihak Badan Arkeologi Bali menyatakan umur batu situs mencapai 30.000 tahun.
[pilihan-redaksi]
Namun ahli ikonografi atau pembaca simbol menyebut umur relief atau pahatan di batu situs belum tentu berumur 30 ribu tahun dan masih perlu diteliti lebih lanjut.
Pemerhati sejarah Bali dan juga pembaca ikonografi atau simbol, Iwan Pranajaya menyatakan, setelah melihat sekilas di foto, relief atau ukiran di situs Pesaban terlihat masih belum sempurna.
"Usia batunya bisa jadi memang 30 ribu tahun, tapi usia relief atau ukiran yang ada di situs itu belum tentu berumur 30 ribu tahun, meski pada masa itu sudah ada peradaban di sana, tapi usia ukiran di relief itu masih perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui lebih pasti usia relief yang ada di situs,"ujar Iwan saat dihubungi Beritabali.com lewat sambungan telpon, Rabu (31/7/2019).
Iwan Pranajaya dan tim mengatakan akan melakukan kunjungan ke situs tersebut dan akan berupaya meniliti relief yang ada di situs tersebut.
"Nanti jika sudah melhat langsung relief atau pahatan-pahatan serta simbol-simbol yang ada, mungkin baru akan ada gambaran soal arti dan mungkin usia pahatan simbol simbol ukiran tersebut, karena para leluhur kita membuat sesuatu pasti ada arti atau maknanya," ujar Iwan.
Sementara Putu Yuda Haribuana dari Badan Arkeologi Bali yang turun langsung ke lokasi memaparkan kajian singkatnya.
"Relief ini dibuat pada sebuah media batu padas pada tebing bagian timur Tukad atau Sungai Jinah, ukuran total media batu padas dimana terdapat relief ini adalah 3 x 2.4 m, dengan kedalaman pahatan 5 cm. Relief berupa gambar perwujudan laki-laki dan perempuan dengan cir khas menampakkan alat genital.," ujarnya.
Lebih jauh ditekankan, gaya relief sederhana dengan hiasan pada pinggiran yang berbentuk bingkai bermotif bentuk mata, daun, suluran, kotak dan lingkaran atau spiral. Media batu pada relief ini berupa batuan tufa dengan sedikit fragmen breksi.
Jika dikorelasikan dengan kisaran umur pada peta geologi yang dikompilasi oleh Purbo-Hadiwidjojo et al (1998), batuan ini termasuk dalam kelompok Batuan Gunung api Buyan￾ Bratan dan Batur dengan kisaran umur 30.000 tahun.
[pilihan-redaksi2]
Kelompok batuan vulkanik ini sebagian besar tersusun atas tufa dan lahar. Kondisi relief secara keseluruhan masih terjaga dengan baik, namun terdapat beberapa bagian yang telah aus atau lapuk dan ditumbuhi sejenis tumbuhan jamur.
Letak relief yang berada pada tebing sungai yang sangat curam dengan kemiringan hampir 90º, namun masih terdapat sejenis pelataran sempit dari sedimen atau endapan tanah, bekas jatuhan bongkah batuan dari atas, sehingga masih dapat dilalui walaupun harus dengan sangat berhati-hati.
Dalam arkeologi, penggambaran sesuatu dengan media batu, dari teknik Pembuatannya terbagi menjadi tiga, rock painting (lukisan), rock engraving (goresan) dan rock carving (pahatan).
Gambar di situs Mukaya Dagdag termasuk dalam rock carving. Berdasarkan dari bentuknya, pahatan berupa dua figur ini termasuk bertipe sederhana dan teknik pengerjaanya masih kasar. [bbn/psk]
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: -