search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Heboh Kasus Guru "Threesome" di Buleleng, Ini Penjelasan Seksolog Bali
Jumat, 8 November 2019, 18:20 WITA Follow
image

foto: made "blotong" suarta

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kasus hubungan seksual bertiga atau "threesome" yang menjerat guru honorer berinisial SND dan kekasihnya pegawai honorer di Pemerintah Kabupaten Buleleng, AAPW tengah viral di media sosial.

Kedua pelaku praktik threesome ini melibatkan gadis di bawah umur, V, yang merupakan anak didik SND. Saat itu SND yang merupakan guru SMK membujuk siswinya melakukan threesome dengan iming-iming dibelikan baju baru.

Mereka melakukan praktik threesome pada 26 Oktober 2019. Kasus ini pun baru terungkap setelah orang tua V melapor ke polisi pada Rabu (6/11) pekan ini.

Viralnya kasus threesome yang melibatkan guru honorer dan siswi didiknya ini tentu bisa menimbulkan rasa penasaran pada anak-anak, khususnya yang aktif bermain media sosial.

Bagi anak-anak yang belum mengetahui tentang threesome, mungkin saja akan menanyakan hal tersebut kepada orangtua. Dalam situasi ini, orangtua tak seharusnya panik dan menghindari pertanyaan anak.

Menurut dr. Made Oka Negara dari Asosiasi Seksologi Indonesia, mengatakan seharusnya orangtua justru memanfaatkan situasi ini untuk mengedukasi anak mengenai hubungan seksual berisiko.

Orangtua bisa memaparkan risiko apa saja yang bisa ditimbulkan dari hubungan seksual sebelum menikah dan dampak jejak digital.

"Justru ini kesempatan baik buat orang tua dan orang dewasa untuk menjelaskan dan memberi edukasi seksual kepada remaja atau anaknya yg sudah terpapar berita viral ini di internet," ujar seksolog tersebut saat dihubungi oleh Suara.com, Jumat (8/11/2019).

"Menjelaskan tentang risiko hubungan seksual dan penggunaan gadget, yang tidak hanya tentang kehamilan tidak diinginkan, IMS, juga risiko informasi yang tersebar viral jika mendokumentasikannya atau ada yangengetahuinya," lanjut dr. Made Oka Negara.

Dalam hal ini, orangtua tidak perlu menjelaskan secara gamblang mengenai hubungan seksual threesome. Orangtua bisa menegaskan kapan waktu yang tepat untuk mereka berhubungan seksual.

Selain itu, orangtua juga bisa menjelaskan tentang kesetiaan sebagai pembahasan yang lebih halus daripada hubungan seksual threesome. Intinya, orangtua harus menyesuaikan pembahasan mengenai kasus ini dengan usia dan tingkat pemahaman anak.

"Ajarkan konsep tanggung jawab. Bertanggung jawab bahwa hubungan seksual harus baru bisa dilakukan di saat yg tepat, misalnya saat berniat membina keluarga dan rumah tangga. Kedua, ajarkan konsep kesetiaan, bahwa mencari pasangan itu termasuk pasangan hidup harus saling setia," paparnya.
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami