search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Memilah Strategi Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
Selasa, 20 Oktober 2020, 09:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Penyebaran Covid-19 telah menyebabkan bisnis pariwisata di Bali kolaps. Masyarakatnya Bali kini juga dihadapkan pada masalah ketersediaan pangan dan ketahanan pangan agar mampu tetap bertahan di era pandemi. 

Berbagai strategi mulai dicoba mulai dari diversifikasi bahan pangan hingga program urban farming. Direktur Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali, Catur Yudha Hariani menyampaikan bahwa pada dasarnya masyarakat secara mandiri sudah banyak berinisiatif menanam di rumah sendiri meski halaman sempit dengan berbagi metode. 

Upaya penyediaan pangan secara mandiri ini diyakini akan terus berlanjut kendati masa pandemi nantinya telah berlalu. Catur berharap pemerintah bergerak memberikan dukungan secara optimal agar masyarakat semakin bersemangat, minimal dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan sendiri. 

“Mulai dari benih, bibit, pupuk. Gerakan Hatinya PKK menjadi kesempatan dihebohkan. Lalu program sampah digenjot dalam pemanfaatan sampah organik jadi kompos, kampanye berbagi makanan. Wah banyak program yang bisa dibuat,” papar Catur saat dikonfirmasi di Denpasar pada Selasa (20/10).

Kegiatan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri di masa pandemi tidak saja dilakukan oleh masyarakat di pedesaan, tetapi juga di daerah perkotaan melalui sistem urban farming. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali Anak Agung Gde Agung bahkan mendorong masyarakat perkotaan di Bali untuk memaksimalkan program urban farming. 

"Urban farming" atau sistem pertanian di tengah kota dengan memanfaatkan lahan terbuka dinilai memiliki beragam keuntungan, mulai dari memenuhi kebutuhan pangan hingga sebagai upaya meminimalisir stres. 

“Pada sisi lain dapat mereduksi tingkat stres yang dialami masyarakat di tengah masa pandemi dan menjadi salah satu opsi alternatif untuk menetralisir dampak psikis yang diakibatkan oleh wabah ini. Selanjutnya bermanfaat pada aspek lingkungan untuk menjawab krisis ruang terbuka hijau dan secara ekonomi bermanfaat untuk menetralisir dampak krisis pangan,” kata mantan Bupati Badung dua periode ini.

Gde Agung, mengakui bagi sebagian masyarakat urban farming merupakan kegiatan yang terkesan aneh, karena tidak memberikan solusi bagi masalah kekurangan pangan. Padahal beberapa penelitian memberikan gambaran bahwa urban farming mampu menyumbang 20-30 persen dari kebutuhan pangan di daerah perkotaan. 

Tatkala masyarakat mulai beramai-ramai menanam sayur mayur untuk mengisi waktu luang dan memenuhi kebutuhan pangan di masa pandemi, justru hasil produksi sayur petani sangat minim diserap oleh pasar. Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Putu Sudiarta berharap petani mulai mempertimbangkan untuk memaksimalkan produksi bahan pokok primer selain beras.

“Terus petani yang menanam sayur, produksinya siapa yang beli.? Untuk bertahan hidup jika pandemi terus berlanjut maka umbi umbian  jagung kacang sebagai bahan pokok primer perlu diutamakan. Atau ada kebijakan untuk memblok produk luar Bali, itu jika mungkin. Intinya beri ketengan bagi petani kecil,” tegas pria asal Pancasari tersebut.

Sementara Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyerukan kepada masyarakat Klungkung untuk melakukan diversifikasi pangan dalam upaya menjaga ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19. Diversifikasi pangan yang dimaksud adalah mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan seperti beras. 

Langkah diversifikasi menjadi penting dalam upaya mengembangkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi sebagai langkah untuk melakukan deteksi dini terjadinya kasus rawan pangan dan gizi.

Suwirta mengatakan pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga terwujudnya ketahanan pangan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Pihaknya juga menghimbau untuk bersama-sama berupaya untuk memecahkan berbagai persoalan.

"Kepada seluruh instansi terkait saya mengharapkan khususnya bagi koordinator pokja ketersediaan, pokja distribusi dan pokja Konsumsi dan keamanan pangan dapat merumuskan permasalahan, evaluasi dan rumusan untuk rencana tindak lanjut pembangunan ketahanan Pangan Kabupaten Klungkung dimasa pandemi ini," kata Suwirta.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami