Oknum Guru Ngaji Diduga Cabuli Santri di Masjid
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Pria berinisial JN (27 tahun) seorang guru ngaji di Desa Bara, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu diduga mencabuli muridnya berusia 11 tahun.
Mirisnya, tindakan asusila itu dilakukannya di dalam masjid. Aksi pelaku dipergoki warga setempat, sekitar pukul 21.00 WITA, Minggu (3/1).
Kini, JN sudah diamankan di Polres Dompu, untuk menghindari reaksi warga. Paur Subbag Humas Polres Dompu AIPTU Hujaifah mengatakan, tindakan tidak terpuji JN sudah terendus warga setempat.
Bahkan menjadi topik yang dibicarakan kerap di tengah masyarakat. Karena penasaran, sekitar pukul 19.00 WITA, warga mengintai aksi JN dari luar Masjid. Benar saja, usai mengajar ngaji JN memanggil lalu mendekati salah satu muridnya (korban).
Kemudian, JN mencium pipi dan meraba payudara korban. Geram melihat hal itu, warga langsung melabrak JN. Kemudian dibawa ke rumah Kepala Dusun. Selanjutnya Kepala Dusun menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Bara, Aipda Supriyadin.
"Khawatir ada amukan massa, Kapolsek Woja Ipda Abdul Haris memerintahkan anggota piket menuju lokasi untuk mengamankan JN," jelasnya.
Anggota cukup kesulitan mengevakuasi JN, karena dihadang massa yang hendak menghakimi JN. Namun upaya persuasif dan pendekatan dilakukan anggota kepolisian. Sehingga proses evakuasi berhasil di tengah kepungan massa.
"Selanjutnya JN diarahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Dompu," pungkas Kapolsek.
Kades Bara Andi Aswan membantah adanya aksi penggerebekan pelaku pencabulan di Masjid. Termasuk aksi pencabulan dilakukan JN pada muridnya juga tidak dibenarkan.
"Saya sendiri yang jemput JN dari Masjid menuju rumah Kepala Dusun. Bahkan saya sendiri yang membonceng JN menuju Polsek Woja untuk mengamankan diri. Jadi, tidak ada reaksi warga yang berlebihan, apalagi sampai hendak menghakimi," ungkap Andi dihubungi, Senin pagi (4/1).
Andi tidak menampik ada kontak fisik JN dengan muridnya di dalam masjid. Namun, tidak sampai mengarah pada yang dituduhkan, seperti meraba payudara.
"Peluk dan cium pipi itu memang benar. Itu bukan atas dasar nafsu, tapi karena bentuk kecintaan guru pada muridnya," jelas Andi.
Dia mengaku sangat mengenal kepribadian JN. Selama ini dia berprofesi sebagai guru ngaji di Masjid Arrahmah, Dusun Kabuntu, Desa Bara.
"Saya juga sudah mendatangi rumah anak itu (korban). Dia mengaku memang dipeluk dan dicium pipinya oleh JN. Bukan ciuman bibir," sebutnya.
Reporter: bbn/lom