search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
PPKM Hanya Kamuflase, Ketua DPRD Gianyar Ingin Bali "Lockdown" 14 Hari
Selasa, 26 Januari 2021, 08:30 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta menginginkan Bali Lockdown selama 2 minggu. Hal ini menyusul adanya peningkatan perkembangan kasus konfirmasi positif Covid-19 dari hari ke hari. 

Selain itu, pimpinan dewan asal Kecamatan Tampaksiring ini juga meragukan efektifitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Menurut Politisi PDIP asal Mancawarna Tampaksiring ini, yang terjadi di lapangan hanyalah kamuflase. Bahwa kerumunan masih tetap terjadi mulai dari aktivitas pasar, pasar malam, hingga acara adat keagamaan. Bahkan Tagel menyaksikan sendiri bahwa acara adat tetap digelar seperti sebelum pandemi, dengan catatan krama tidak diizinkan mengunggah ke media sosial. 

Tagel Winarta prihatin melihat kondisi ini. "Imbauan hanya berlaku setengah-setengah. Di lapangan semua kamuflase. Tidak ditegakkan dengan tegas. Masih pilih kasih, setengah setengah. Piodalan masih berkerumun, Pasar rame, sengol rame. Artinya surat edaran itu untuk apa?," ungkapnya. 

Maka itu, pimpinan dewan asal Kecamatan Tampaksiring ini ingin agar Bali Lockdown selama 2 minggu. "Sekalian saja lockdown selama 2 minggu (14 hari)," ungkapnya saat ditemui Senin (25/1). Tagel Winarta melihat momentum Hari Suci Nyepi Caka 1943, Minggu (14 Maret 2021) paling tepat untuk mengawali lockdown.

"Dengan catatan, selama 14 hari itu kebutuhan masyarakat terutama pangan dijamin oleh pemerintah. Minimal sembako," ujarnya. 

Tagel Winarta ngotot agar Bali Lockdown mengingat pandemi sudah berlangsung setahun lebih. Perekonomian masyarakat yang bertumpu pada sektor pariwisata terdampak. "Setelah Lockdown kita lihat trennya, apa masih naik atau mau turun. Kalau masih juga naik, saya jadi meragukan keabsahan hasil uji swab," ungkapnya. 

Prediksi Tagel, pernyataan Gubernur Bali Wayan Koster bahwa rumah sakit mengcovidkan pasien bisa jadi benar adanya. "Sebab saya perhatikan, apapun penyakitnya pasti dicovidkan. Sakit kepala uji swab covid, anehnya orang kecelakaan patah tulang juga covid. Tambah aneh lagi, orang mati dibunuh juga covid. Kalau sudah dites pasti covid, kalau terus gini kapan kasusnya turun?. Hasil uji dari alat ini perlu dipertanyakan keabsahannya. Seolah terus sengaja naik ini," ujarnya heran. 

Selain itu, Tagel Winarta juga mengkritisi soal aturan wajib uji swab bagi wisatawan yang masuk Bali. Hal ini menurutnya sama dengan menutup keran pendapatan bagi kalangan pariwisata di Bali. Sebab wisatawan merasa terbebani dengan biaya uji swab yang tidak murah. 
"Orang punya duit untuk liburan. Tapi menjadi berat ketika harus uji swab. Ya kalau sendiri, kalau liburan sekeluarga keluar duit lumayan kan?. Dan kenapa hanya diberlakukan untuk Bali? Daerah tujuan wisata lain, longgar kok," ujarnya. 

Maka itu, Tagel berharap pemerintah pusat menggratiskan biaya uji swab bagi wisatawan yang mau berkunjung ke Bali. "Ini akan sangat membantu hotel, restoran dan objek wisata di Bali. Apalagi saat ini sudah banyak akomodasi maupun objek yang lolos CHSE, menerapkan protokol kesehatan," terangnya. 

Swab gratis ini, kata Tagel merupakan jeritan kalangan pariwisata yang mangadu atau mesadu ke gedung dewan. "Rencana mereka bisa mengais rejeki Nataru. Mereka menangis, persiapan sudah matang. Tiyang tidak Terima Bali saja, kok daerah kunjungan lain tidak. Kalau ingin meningkatkan pariwisata Bali. Biaya swab harusnya ditanggung pusat. Baru Bali bisa pakedek pekenyung, karyawan tidak banyak dirumahkan," pintanya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami