Prostitusi Online Tarifnya Jutaan, Terima Jasa Threesome
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Prostitusi online rupanya marak terjadi di Kota Solo. Tarifnya sekali kencan bisa dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan.
Pelaku prostisusi online di solo tidak hanya kaum hawa, melainkan jaga dari PSK laki-laki yang siap melayani para wanita maupun pria penyuka sesama jenis.
Dilansir dari Solopos.com, Para pelaku prostitusi online Solo menetapkan tarif beragam untuk jasa mereka. Penetapan tarif itu biasanya berdasarkan durasi layanan yang diinginkan pelanggan.
Tarif ada yang spesial paket dengan hotel, ada yang tanpa hotel hanya menentukan durasi satu jam, dua jam, enam jam, bahkan ada juga paket tarif untuk bertiga.
“Saya enggak ngoyo. Sehari paling dua,” terang salah seorang pelaku prostitusi online, TA, 26, kepada Tim Solopos, belum lama ini.
Saat itu, TA membuka jasa dengan bayaran senilai Rp750.000 per jam dengan memanfaatkan media sosial untuk menawarkan diri. Mengaku berkulit putih dengan badan proporsional, pelaku prostitusi online Solo itu menilai tarif itu sepadan.
Biasanya, perempuan berambut panjang itu stay di salah satu hotel daerah Banjarsari, Solo. Selama masa check in dari pukul 14.00 WIB sampai tengah malam, lalu lanjut keesokan harinya hingga jam check out, TA melayani para pemburu syahwat.
Media sosial hanya untuk promosi, sementara transaksi menggunakan aplikasi perpesanan.
“Calon pelanggan bisa melihat bagaimana service saya di media sosial. Saya mengunggah tangkapan layar obrolan. Cek saja testimonialnya. Bagaimana service saya,” tulisnya lagi.
Sebagai penawar jasa kepada orang yang belum dikenal, TA tentu tidak ingin menjadi korban PHP alias pemberi harapan palsu. Untuk itu, pelaku prostitusi online Solo itu meminta calon pelanggan membayar down payment atau DP atas tarif yang ia tetapkan.
"Biar tahu kalau calon pelanggan itu serius. Bukan PHP," ujar TA.
TA mengaku bukan asli Solo, namun ia sudah lama menetap di kota tersebut. Akun media sosial yang ia gunakan hanya cadangan. Akun utama TA ditangguhkan karena dianggap melanggar syarat dan ketentuan.
“Kalau ada yang ajak chat, saya berharap jadi. Pelanggan banyak yang puas karena saya suka mengobrol. Cantik itu relatif tapi nyamannya itu. Mungkin saya bisa memberi kenyamanan,” kata TA.
Tarif sedikit mahal dipatok SI, pelaku prostitusi online Solo yang bersedia melayani paket short time (ST) hingga long time (LT). Layanan tidak lumrah seperti seks bertiga pun ia sanggupi.
Per jam ia memasang tarif Rp900.000. Lalu untuk dua jam Rp1,3 juta. Sedangkan paket LT enam jam senilai Rp1,6 juta dan paket bertiga Rp3 juta.
“Isi slot dulu kemudian wajib DP 50% baru saya kasih tahu lokasi hotelnya. Ini include [hotel ditanggung TA],” kata SI.
Paket Tanpa Hotel
Sementara pelaku prostitusi online lain, GS, membiarkan pelanggan memilih hotelnya. Harga yang ia tawarkan merupakan paket tanpa hotel.
“Satu jam Rp700.000, dua jam Rp1,3 juta, dan Rp3,5 juta untuk enam jam. All service dan wajib kondom. Lokasi hotel diberikan setelah fix jadwal booking online,” kata perempuan 20-an tahun itu.
Lain perempuan lain pula laki-laki. Pelaku prostitusi online laki-laki di Solo seperti AN, pria 24 tahun memasang tarif lebih rendah.
“Tidak termasuk hotel saat promo Rp200.000. Kalau enggak promo Rp400.000. Saya menjamin bersih [tidak berpenyakit] dan mau jaga rahasia. Enggak usah DP. Bayar sesudah main. Hotelnya mau di mana saja, terserah. Biaya tersebut boleh beberapa kali. Sesuai permintaan pelanggan saja,” jelasnya.
AN menyampaikan tarif senilai itu untuk dua jam tanpa ketentuan khusus seperti wajib memakai kondom. Ia membebaskan pelanggan agar nyaman.
“Bisa ketemuan dulu. Kalau cocok ya lanjut ke hotel. Kalau enggak ya sudah. Ngobrol dulu lah. Mau bawa teman perempuan satu lagi ya boleh, tanpa biaya tambahan,” kata AN.
Operasi Yustisi
Sebagaimana diinformasikan, aparat kepolisian belakangan ini gencar merazia para pekerja seks komersial. Beberapa kali razia digelar dalam sepekan ini dan biasanya setiap razia hasilnya diunggah di akun media sosial Polresta Solo.
Salah satu netizen di unggahan akun Instagram @polrestasurakarta, Kamis (4/3/2021), menanyakan apakah polisi juga merazia praktik prostitusi online. Admin akun tersebut menjawab "Sedang kita petakan."(sumber: suara.com)
Reporter: bbn/net