search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hasil Penelitian: Hanya 70% Responden Menerima Ideologi Pancasila
Senin, 31 Mei 2021, 17:15 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana, MTP menjadi salah satu narasumber dalam webinar yang dirangkaikan dengan peringatan hari ulang tahun Prajaniti Hindu Indonesia pada 19 Juni 2021 mendatang.

Dalam pemaparannya, Ketut Puspa Adnyana menyitir penelitian yang dilakukan oleh Cyrus Network yang menyatakan hanya 70.3 persen responden yang menerima ideologi Pancasila. Menurutnya kondisi ini amat mengkhawatirkan. Dalam pemaparan tokoh yang juga seorang Widyaiswara Ahli Utama tersebut, ancaman terhadap Pancasila sudah sangat nyata sekarang ini. 

Mulai dari ancaman radikalisme, proxy war, kejahatan komunikasi (cyber crime), Hoax, belum lagi tindak pidana pencucian uang. Untuk itu, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dalam membumikan Pancasila dalam arti yang sebenar-benarnya. 

Menurutnya Pancasila harus menjadi way of life bangsa Indonesia, empat konsensus dasar bernegara kita harus terus digelorakan menuju cita-cita Indonesia yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. 

Narasumber berikutnya Patrick Lumbanradja tak kalah menariknya. Dia yang membawakan topik tentang Memandang Kebhinekaan Indonesia dari Danau Toba, berhasil menggiring pemirsa virtual terhadap perspektif baru adanya keterhubungan peradaban umat manusia bukan hanya di Nusantara namun di dunia. 

Letusan Gunung Toba Purba yang terjadi jutaan tahun lalu, telah pula mengubah peradaban manusia di bumi. 
Deretan kepulauan nusantara yang awalnya menyatu dengan daratan Asia terpisah. Menurut Patrick, itu artinya sebelum terpisah oleh lautan seperti sekarang, manusia bumi, bebas berjalan kaki, melakukam hidup nomaden dari Afrika, ke Asia, dari Asia menuju kepulauan nusantara demikian sebaliknya. 

Itu artinya, menurut Patrick Lumbanradja, merupakan suatu keniscayaan sekaligus anugerah luar biasa bagi kita, bahwa sesungguhnya manusia nusantara khususnya berada dalam payung peradaban yang sama.

”Jadi karena kita semua saudara, kita mesti saling mendukung, bahu-membahu membangun Indonesia untuk lebih baik lagi," ujar Patrick. 

Pada webinar yang mengusung tema “Pancasila: Memperkuat Akar dan Pohon Peneduh Nusantara” tersebut, turut hadir narasumber lain seperti Dr. Ir I Ketut Puspa Adnyana, MTP (Akademisi STAH Batara Guru Kendari, Sultra yang juga seorang Widyaiswara Ahli Utama), dan Prof. Dr. I Putu Gelgel, S.H.,M.Hum, Wakil Rektor I dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Hindu Indonesia, Denpasar. 

Reporter: bbn/dps



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami