WHO Sebut Varian Omicron Berpotensi Timbulkan Lonjakan Infeksi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
WHO atau Badan Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa varian virus corona Omicron menimbulkan risiko tinggi lonjakan infeksi di seluruh dunia.
Dilansir dari laman BBC, Selasa (30/11/2021), varian tersebut dapat menyebabkan konsekuensi parah di beberapa wilayah, kata WHO pada hari Senin.
Kepala organisasi WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperbaharui seruan untuk dorongan global untuk mendapatkan vaksin ke negara-negara miskin.
Varian tersebut terdeteksi di Afrika Selatan awal bulan ini dengan bukti awal yang menunjukkan bahwa ia memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi. Afrika Selatan telah dipuji karena pelaporan variannya yang cepat.
"Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensial mereka pada lintasan pandemi," kata WHO.
Temuan kasus Varian Omicron telah dilaporkan di sejumlah negara termasuk Kanada, Inggris, Portugal, Belgia dan Belanda.
Varian baru telah mendorong Inggris, Uni Eropa dan AS untuk mengeluarkan larangan perjalanan di negara-negara Afrika Selatan, dan menjadi keputusan yang dikritik oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Jepang telah mengumumkan akan menutup perbatasannya untuk pengunjung asing baru mulai tengah malam pada hari Selasa, sementara Australia telah menghentikan rencananya yang telah lama ditunggu-tunggu untuk melonggarkan pembatasan perbatasan.
Perjalanan ke Australia untuk pelajar internasional dan "pekerja terampil" yang memegang visa dimaksudkan untuk dimulai kembali pada hari Rabu tetapi sekarang telah ditunda hingga 15 Desember. Israel juga melarang orang asing memasuki negara itu.
Di Inggris, suntikan booster COVID-19 akan ditawarkan kepada semua orang di atas 18 tahun untuk membantu menghentikan gelombang baru yang didorong oleh Omicron. AS juga mengikutinya dengan Joe Biden memberi tahu orang Amerika untuk segera menerima vaksin booster.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker di dalam ruangan.Tetapi Biden juga mengatakan dia tidak mengantisipasi pembatasan atau lockdown perjalanan AS lebih lanjut saat ini.
Ada lebih dari 261 juta kasus dan lima juta kematian di seluruh dunia sejak pandemi dimulai pada 2020, menurut data dari Universitas John Hopkins.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: bbn/net